CakapCakap – Cakap People! Mantan presiden Lithuania, Dalia Grybauskaite, mengatakan ada cara untuk menghentikan Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurutnya, Putin hanya bisa dikalahkan dengan menaklukan Rusia di medan perang di Ukraina.
Sebab sanksi internasional saja tidak akan mempan. Kekalahan di perang akan membekas.
“Sejak awal perang, saya (telah) mengatakan bahwa (Putin) hanya mengerti bahasa kekuatan. Dia dapat dihentikan (hanya) di medan perang, bukan dengan sanksi,” katanya, Rabu, 29 Juni 2022, mengutip CNBC International.
“Sanksi (adalah) menyakitkan bagi kita semua, dan (efeknya) lebih lama. (Dampak] di medan perang lebih cepat,” tambahnya.
Karenanya, ia meminta aliansi NATO menyediakan Ukraina peralatan yang tepat, cepat dan diperlukan untuk membuat perang sesingkat mungkin. Grybauskaite meyakini jika itu gagal dilakukan, efeknya hanya akan memperpanjang perang Rusia di Ukraina.
Lithuania sendiri adalah negara NATO. Negeri itu juga bagian dari Uni Eropa (UE) yang memberi sanksi ke Rusia.
Baru-baru ini Luthuania memang bermasalah dengan Moskow. Sebagai anggota UE, negara itu telah melarang transit beberapa barang seperti baja dan logam besi yang datang dari Rusia ke eksklave Kaliningrad di Laut Baltik, wilayah Beruang Merah yang jauh dari Moskow dan diapit Lithuania serta Polandia.
Langkah itu meningkatkan ketegangan secara signifikan dan memicu kemarahan dari Moskow yang mengecamnya sebagai melanggar hukum. Namun Grybauskaite mengatakan negaranya tidak takut akan ancaman Rusia.
“Kami telah meminta perubahan (kebijakan) setelah pendudukan Krimea (oleh Rusia dari Ukraina) pada tahun 2014. Tetapi sangat sulit untuk membujuk mitra kami (NATO). Tapi sekarang, Putin (sendiri) telah membujuknya,” tegasnya merujuk sikap NATO saat ini.
“Kami siap untuk melanjutkan dengan sangat serius. Syukurlah kami akan memilikinya hari ini,” tambahnya. “Kami akan mengubah segalanya, mulai dari (mengorientasikan ulang) rencana pertahanan kami untuk mempertahankan (setiap) inci tanah kami di mana-mana di perbatasan.”
Perang Rusia Ukraina masih terus terjadi hingga kini. Perang yang dilakukan sejak Februari 2022 itu, menurut PBB, telah memakan korban jiwa sedikitnya 4700 nyawa.