CakapCakap – Cakap People! Otoritas kesehatan Malaysia pada Senin, 26 April 2021, mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca aman untuk digunakan, tiga hari setelah negara Asia Tenggara itu menerima batch pertama dari suntikan yang dibeli melalui fasilitas global Covax.
Reuters melaporkan, beberapa negara telah membatasi atau menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca karena kemungkinan kaitannya dengan pembekuan darah yang langka.
AstraZeneca mengatakan tinjauan peraturan di Inggris dan Eropa telah mencatat bahwa vaksinnya menawarkan perlindungan tingkat tinggi dan manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya.
“Saya mengonfirmasi vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca aman, dan akan diberikan kepada mereka yang berusia 60 tahun ke atas,” kata Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
Malaysia menerima pengiriman pertama hampir 270.000 dosis vaksin AstraZeneca pada hari Jumat, 23 April 2021.
Pejabat kementerian mengatakan vaksin itu ditemukan “cocok untuk digunakan” bagi mereka yang berusia 60 tahun ke atas, dan sedang mempelajari data yang tersedia sebelum menyetujuinya untuk digunakan pada kelompok usia lain.
Malaysia mendapatkan total 12,8 juta dosis dari AstraZeneca, setengahnya akan datang melalui fasilitas Covax. Negara itu dijadwalkan untuk menerima 600.000 dosis pertama pada bulan Juni.
COVID-19 Global
Virus corona baru yang menjadi penyebab pengakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 147 juta orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 3,1 juta orang meninggal dunia usai terjangkit virus tersebut saat artikel ini naik.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus dan kematian akibat COVID-19 tertinggi nomor satu di dunia, dengan telah melaporkan total sebanyak lebih dari 32 juta orang yang terinfeksi, dan 585.000 orang meningga karena COVID-19.
India menempati posisi tertinggi kedua untuk jumlah kasus COVID-19, yaitu sebanyak lebih dari 17 juta orang. Sedangkan angka kematian mencapai leboh dari 195.000 orang.
Brasil melengkapi tiga besar untuk total kasus dengan mencatat lebih dari 14 juta infeksi. Negara ini adalah tertinggi kedua di dunia untuk angka kematian COVID-19, yaitu sebanyak lebih dari 390.000 orang yang meninggal usai terkena virus tersebut.