in ,

Malaysia Longgarkan Aturan Karantina COVID-19 untuk Kontak Dekat Orang Dewasa Tanpa Gejala

Mereka tetap harus menjalani rapid test kit (RTK)-antigen test pada hari pertama dan ketiga setelah terpapar virus corona.

CakapCakapCakap People! Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin pada Kamis, 24 Februari 2022, mengumumkan bahwa kontak dekat tanpa gejala berusia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 booster tidak lagi harus menjalani karantina wajib mulai 1 Maret 2022.

Mereka tetap harus menjalani rapid test kit (RTK)-antigen test pada hari pertama dan ketiga setelah terpapar virus corona.

“Bagi mereka yang telah diidentifikasi sebagai kontak dekat dengan kasus positif COVID-19, jika mereka tidak memiliki gejala pada hari pertama terpapar dan telah menerima booster, mereka tidak perlu menjalani karantina,” kata Khairy kepada wartawan, seperti dilansir Straits Times.

“Namun, mereka harus menjalani tes COVID-19 mandiri pada hari pertama dan ketiga setelah terpapar. Jika negatif, mereka bisa beraktivitas seperti biasa, jika positif maka harus melapor ke MySejahtera,” ujarnya, mengacu pada aplikasi seluler pelacakan kontak negara itu, MySejahtera.

Mereka tetap harus menjalani rapid test kit (RTK) – antigen test pada hari pertama dan ketiga setelah terpapar. [Foto: REUTERS]

Khairy menambahkan bahwa kontak dekat yang menunjukkan gejala ringan harus menjalani karantina wajib selaman lima hari bahkan jika mereka telah menyelesaikan suntikan booster mereka.

“Kontak dekat yang bergejala perlu menjalani tes RTK Antigen pada hari kelima dan hanya dapat dilepaskan dari pengawasan dan observasi rumah jika hasilnya negatif,” katanya.

Kontak dekat yang tidak menunjukkan gejala tetapi belum menerima suntikan booster masih perlu menjalani karantina selama lima hari.

“Jika Anda mengatakan tidak bergejala, maka Anda tidak akan diberikan Perintah Pengawasan Rumah dan status MySejahtera Anda tetap normal,” kata Pak Khairy.

Malaysia saat ini sedang berjuang melawan gelombang baru infeksi COVID-19 karena varian Omicron yang sangat menular tetapi tidak terlalu parah dari virus corona.

Negara ini telah mencatat kasus setiap hari dalam kisaran lima digit sejak 6 Februari dan jumlahnya terus meningkat.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Pada hari Kamis, Malaysia mencatat 31.199 kasus, tertinggi sejak awal pandemi.

Hingga saat ini, hampir 26,8 juta orang di negara itu telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 dan 96 persen di antaranya telah menerima dua dosis, sementara 14,3 juta atau 53 persen telah mendapatkan suntikan booster.

“Orang yang sudah divaksinasi penuh cenderung memiliki viral load yang lebih rendah jika terinfeksi selama gelombang Omicron dan viral load mungkin akan menurun bagi mereka yang menerima suntikan booster,” kata Khairy.

Dia mengatakan bahwa cakupan vaksin yang tinggi dan peningkatan cakupan booster serta “decoupling” infeksi harian dari efek parah COVID-19 menyebabkan kebijakan baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hong Kong Minta Bantuan China Perangi Wabah COVID-19

Rusia Invasi Ukraina: Rudal Rusia Menghujani Kota-kota Ukraina