in ,

Malaysia Diprediksi Alami Gelombang Ketiga COVID-19 Seperti Tsunami Jika Masyarakat Tidak Patuhi LOCKDOWN!

Malaysia merupakan negara terparah di Asia Tenggara dengan jumlah kasus positif COVID-19 yang dikonfirmasi mencapai 790 dan 2 meninggal dunia, hingga Kamis pagi, 19 Maret 2020, menurut data Worldometers.

CakapCakapCakap People! Pemerintah Malaysia memutuskan untuk menerapkan karantina wilayah (Movement Control Order (MCO) atau lockdown yang mulai diberlakukan sejak Rabu 18 Maret 2020. 

Usai penetapan kebijakan tersebut, pemerintah Malaysia kembali menekankan pentingnya kepatuhan masyarakat terhadap instruksi itu demi pencegahan virus corona COVID-19.

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Datuk Seri Noor Hisham Abdullah. [Foto: BERNAMA file via borneopost]

Malay Mail melaporkan, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Datuk Seri Noor Hisham Abdullah memperkirakan kemungkinan lonjakan pasien COVID-19. Pembludakan pasien tersebut bisa menjadi yang ketiga kalinya bagi Malaysia jika masyarakat setempat tidak mematuhi perintah tersebut.

Oleh karena itu, program karantina wilayah yang disebut Movement Control Order (MCO) benar-benar wajib dipatuhi seluruh rakyat Malaysia. Menurutnya, gelombang ketiga infeksi COVID-19 ini bakal seperti tsunami jika orang Malaysia tidak mematuhi pedoman social distancing. Ia menegaskan agar masyarakat untuk tinggal di rumah.

“Hari ini adalah hari pertama ‘perintah pembatasan pergerakan’ kita. Dengan kata-kata sederhana ‘silakan tinggal di rumah’ dan jauhkan diri Anda dari orang lain. Kita masih punya sedikit harapan untuk memutus rantai transmisi COVID-19. Tolong bantu Departemen Kesehatan untuk memainkan peran Anda, karena masing-masing dari kita memiliki tanggung jawab untuk mengambil semua tindakan pencegahan untuk menjaga diri kita dan keluarga aman.”

“Kegagalan bukanlah suatu pilihan di sini, jika tidak, kita mungkin menghadapi gelombang ke-3 virus [COVID-19]. Ini bisa jadi sebesar tsunami, apalagi jika kita tak cekatan [menghadapinya]. Saya minta seluruh warga negara Malaysia untuk benar-benar memerhatikan instruksi pembatasan pergerakan ini dengan serius. Tetaplah di rumah,” tulis dr. Noor Hisham dalam unggahan Facebooknya pada Rabu 18 Maret 2020.

Pertokoan dan restoran yang tutup di tengah Lockdown atau kebijakan karantina wilayah Malaysia pada Rabu 18 Maret 2020. [Foto: AFP]

Sejak pengumuman karantina wilayah atau lockdown di negara tersebut dimulai hari Rabu, 18 Maret hingga 31 Maret, seluruh pertemuan publik telah dilarang, sebagai cara untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Seperti diketahui, Malaysia merupakan negara terparah di Asia Tenggara dengan jumlah kasus positif COVID-19 yang dikonfirmasi mencapai 790 dan 2 meninggal dunia, hingga Kamis pagi, 19 Maret 2020, menurut data Worldometers. 

Hampir dua pertiga dari jumlah kasus COVID-19 di Malaysia telah dikaitkan dengan pertemuan massal ‘Ijtima’ Tabligh’ di Masjid Jamek Sri Petaling yang dihadiri 14.500 orang, melansir Reuters.

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Aktivitas Terbatas, 4 Olahraga Ini Masih Bisa Dilakukan Saat Karantina Diri di Rumah

Ini Dia 4 Merek Lipstik Warna Coral yang Cocok Buat Pemilik Kulit Sawo Matang!