CakapCakap – Cakap People! Malaysia mendeteksi kasus kedua dari COVID-19 varian Omicron.
Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan kasus itu terdeteksi setelah pasien berusia delapan tahun itu kembali dari Nigeria bersama keluarganya, The Straits Times melaporkan.
Khairy juga mengumumkan bahwa ada 18 kasus probable yang saat ini sedang menjalani sekuensing genom untuk menentukan jenis varian.
Hasilnya, kata dia, diperkirakan akan diketahui pada Jumat, 17 Desember 2021.
Khairy mengatakan bahwa anak perempuan itu, ibu dan saudaranya tiba di Malaysia pada 5 Desember setelah transit di Doha, Qatar.
Mereka menjalani tes reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) kedua setibanya di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) dan kemudian ditempatkan di bawah karantina.
Hasil tes untuk tes RT-PCR kedua keluar dua hari kemudian pada 7 Desember, dan dikonfirmasi sebagai kasus Omicron pada 14 Desember.
Anak perempuan itu tidak menunjukkan gejala dan telah ditempatkan di bawah isolasi rumah selama 14 hari sejak 7 Desember.
“Yang paling dekat dengan kasus ini adalah ibu, saudara perempuan, ayah, dan sopir taksi yang mengantar mereka dari KLIA ke rumah mereka,” kata Khairy.
Ibu dan adik perempuannya dinyatakan negatif saat tiba di Malaysia pada hari kelima dan pada hari ke-11. Mereka juga tanpa gejala.
Ayahnya, yang tiba di Malaysia pada 12 Desember, sedang dikarantina di sebuah private centre.
“Hasil tes untuk ayahnya pada saat kedatangan negatif,” kata Khairy.
Tes terhadap sopir taksi yang tidak menunjukkan gejala itu masih terus dilakukan, kata Menkes.
Ada 35 kontak lain dalam penerbangan gadis itu, semuanya dites negatif pada saat kedatangan dan pada Hari ke-5.
“Pemantauan pada kontak dekat yang teridentifikasi akan dilakukan secara menyeluruh dari waktu ke waktu,” kata Khairy.
Menkes juga mengumumkan bahwa Nigeria telah ditempatkan pada daftar negara berisiko tinggi dan mereka yang memasuki Malaysia dari negara itu harus memakai perangkat pengawasan digital.
Khairy sebelumnya pada hari Rabu mengatakan orang yang mengambil vaksin Sinovac dan mereka yang berusia di atas 60 tahun, terlepas dari merek vaksinnya, akan diminta untuk mendapatkan suntikan booster sebelum akhir Februari tahun depan, atau akan menghadapi klasifikasi sebagai orang yang tidak sepenuhnya divaksinasi terhadap COVID-19.
Komite vaksinasi Malaysia telah menyetujui suntikan Pfizer, Sinovac dan AstraZeneca sebagai booster untuk semua penduduk berusia 18 tahun ke atas.
Individu yang tidak divaksinasi di negara tersebut tidak diperbolehkan makan di luar ruangan atau mengunjungi pusat perbelanjaan dan tempat ibadah.
Malaysia melaporkan tambahan sebanyak 3.900 infeksi virus corona baru – 3.881 di antaranya adalah transmisi lokal – pada tengah malam pada hari Rabu, 15 Desember 2021, sehingga total kasus secara nasional menjadi 2.703.140.
Sebanyak 33 kematian lainnya telah dilaporkan, sehingga total jumlah korban meninggal akibat COVID-19 menjadi 30.989.