in ,

Malaysia Cabut Pembatasan Perjalanan untuk Orang yang Sudah Divaksinasi Penuh

Negara Asia Tenggara ini telah mencatat 2,3 juta infeksi virus corona dan 27.265 kematian akibat COVID-19.

CakapCakapCakap People! Malaysia pada Minggu, 10 Oktober 2021, mencabut pembatasan perjalanan antarnegara bagian dan internasional bagi warga yang sudah divaksinasi COVID-19 penuh, ketika negara itu mencapai targetnya untuk menginokulasi 90% populasi orang dewasanya.

Reuters melaporkan, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan pemerintah telah setuju untuk mengizinkan warga Malaysia yang divaksinasi penuh untuk bepergian ke luar negeri tanpa mengajukan izin.

Aturan baru ini mulai berlaku pada Senin, 11 Oktober 2021.

Seorang turis memindai kode QR untuk check-in setibanya di bandara saat Langkawi dibuka kembali untuk turis domestik, di tengah pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) di Malaysia, 16 September 2021. [Foto: REUTERS/Lim Huey Teng]

Pemerintah Malaysia sedang bersiap untuk beralih ke fase endemik COVID-19 di mana tidak akan memberlakukan penguncian luas lagi jika kasus meningkat, Ismail Sabri mengatakan pada konferensi pers.

“Kita harus melatih diri untuk hidup dengan COVID, karena COVID mungkin tidak bisa dihilangkan sepenuhnya,” katanya.

Hampir 65% dari 32 juta penduduk negara itu, termasuk mereka yang berusia 12 hingga 17 tahun, telah divaksinasi penuh pada hari Sabtu, 9 Oktober 2021.

Negara Asia Tenggara ini telah mencatat 2,3 juta infeksi virus corona dan 27.265 kematian akibat COVID-19.

Malaysia Beli 150.000 Paket Pil COVID-19 Merck

Malaysia telah mencapai kesepakatan dengan pembuat obat AS Merck untuk membeli 150.000 program pil antivirus eksperimentalnya. Demikian kata Kementerian Kesehatan pada Kamis, 7 Oktober 2021, bergabung dengan negara-negara Asia lainnya yang terburu-buru untuk mengamankan pasokan, Channel News Asia melaporkan.

Foto: Reuters

Molnupiravir, yang akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk COVID-19 jika mendapat persetujuan regulasi, dapat mengurangi separuh kemungkinan kematian atau dirawat di rumah sakit bagi mereka yang paling berisiko tertular COVID-19 yang parah, menurut data klinis.

Data itu memicu permintaan besar untuk obat di Asia, dengan Korea Selatan, Singapura dan Australia mengumumkan kesepakatan serupa untuk membeli pil tersebut minggu ini. Taiwan dan Thailand juga sedang dalam pembicaraan dengan Merck, yang dikenal sebagai MSD di luar AS dan Kanada.

Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan pemerintah telah menandatangani surat perjanjian untuk pembelian pada hari Kamis.

“Keputusan ini dibuat saat kami bersiap untuk transisi ke fase endemik, di mana kami dapat hidup berdampingan dengan virus dengan menambahkan perawatan inovatif baru sebagai ‘senjata’ untuk melawan COVID-19, selain vaksinasi dan tindakan kesehatan masyarakat lainnya,” kata Khairy dalam sebuah pernyataan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Negara-negara Nordik Ini Batasi Penggunaan Vaksin COVID-19 Moderna, Ini Alasannya!

China Kecam Pidato Hari Nasional Presiden Taiwan Tsai Ing-wen