in

Makan Banyak Ketika Putus Cinta Tak Membuat Berat Badan Naik

Hal itu terungkap dalam Journal of the Evolutionary Studies Consortium.

CakapCakapCakap People! Sekelompok peneliti di Amerika telah menyimpulkan bahwa mengkompensasi patah hati alias putus cinta yang emosional dengan makan berlebihan mungkin sebenarnya tidak memiliki banyak dampak pada kenaikan berat badan.

Dalam film “Bridget Jones ‘Diary” (2001), Renée Zellweger, bermalas-malasan di sofa dengan piamanya, makan es krim langsung dari wadah pint setelah putus cinta. Menenangkan diri dengan makanan yang menenangkan adalah obat klasik saat baru putus cinta, tetapi biasanya hal itu berisiko pada kelebihan berat badan.

Foto: Pixabay.

Tetapi apakah fenomena ini benar-benar ada? Benarkah perilaku makan berlebih saat putus cinta itu bisa menambah berat badan kita?

Nah, untuk lebih menganalisis pertanyaan tersebut, para peneliti dari Penn State Harrisburg di Amerika Serikat melakukan survei terhadap 581 sukarelawan. Mereka menjawab kuesioner online tentang perilaku putus cinta, kebiasaan makan, dan kemungkinan kenaikan berat badan.

Dilansir dari The Jakarta Post, Minggu, 20 Oktober 2019, diterbitkan dalam Journal of the Evolutionary Studies Consortium, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta (62,7%) tidak melaporkan kenaikan berat badan setelah putus cinta. Menurut peneliti utama Maria Harrison, hal ini menandakan bahwa terjadinya “kesedihan lemak” mungkin tidak seperti yang kita pikirkan. Koneksi yang hanya terlihat pada wanita yang cenderung ‘makan secara emosional alias berlebihan’.

Foto: Pixabay.

Untuk menguji teori mereka, tim Prof. Harrison melakukan studi kedua dengan 261 peserta baru. Seperti yang pertama, survei baru bertanya kepada peserta apakah mereka sudah mengalami putus cinta setelah hubungan jangka panjang dan apakah mereka mengalami kenaikan berat badan atau kehilangan berat badan setelah putus cinta tersebut.

Para peneliti juga bertanya tentang emosi dan sikap responden tentang mantan pasangan mereka (tingkat komitmen terhadap hubungan, yang memprakarsai perpisahan, dan lain-lain$. Serta apakah mereka memiliki kecenderungan makan secara emosional dan apa sikap mereka terhadap makanan secara umum setelah putus cinta.

Hasil studi kedua menunjukkan bahwa semua peserta survei menegaskan telah mengalami perpisahan dan putus cinta yang menyakitkan di beberapa titik dalam hidup mereka, mayoritas (65%) tidak mengalami perubahan dalam berat badan mereka setelah perpisahan.

Foto: Pixabay.

“Kami terkejut bahwa dalam kedua studi, yang termasuk sampel komunitas besar, kami tidak menemukan bukti kummerspeck [kenaikan berat badan emosional],” kata Harrison. “Satu-satunya yang kami temukan adalah dalam studi kedua, wanita yang sudah memiliki kecenderungan untuk makan secara emosional memang menambah berat badan setelah putus hubungan. Tapi itu tidak umum.”

“Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa walaupun ada kemungkinan orang dapat menenggelamkan kesedihan mereka dengan makan es krim selama satu atau dua hari, manusia modern cenderung tidak mengalami kenaikan berat badan setelah putus cinta,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tak Hanya Akar Saja, Ternyata Ada Juga 3 Manfaat Daun Kunyit untuk Masakan

Intip Mercedes-Benz S450L, Mobil untuk Kepala Negara Sahabat dalam Pelantikan Presiden RI