CakapCakap – Cakap People! Masih ingatkah kamu saat ribuan mahasiswa liburan musim semi di Pantai Miami, Florida, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu yang mengabaikan tentang virus corona?
“Jika saya kena corona, saya bakal kena corona” — mungkin kamu masih ingat dengan pernyataan Brady Sluder, mahasiswa dari Ohio ini? Dia akhirnya meminta maaf atas komentarnya yang tidak peka dan menyatakan penyesalan dan kesedihannya bagi beberapa orang yang ikut liburan musim semi di Florida yang dites positif Coronavirus (COVID-19). Dalam kutipannya ketika itu, Sluder pernah mengatakan dengan tegas bahwa ia tidak akan membiarkan pandemi global ini menghentikannya berpesta. Dia menjelaskan bahwa dia dan sesama teman liburan musim semi lainnya telah merencanakan perjalanan mereka ke Florida selama tiga bulan.
“If I get corona, I get corona. At the end of the day, I'm not gonna let it stop me from partying”: Spring breakers are still flocking to Miami, despite coronavirus warnings. https://t.co/KoYKI8zNDH pic.twitter.com/rfPfea1LrC
— CBS News (@CBSNews) March 18, 2020
Namun, dalam sebuah laporan, Sluder menyatakan penyesalannya dengan mengatakan bahwa pesta liburan musim semi yang dihadiri ribuan mahasiswa dari seluruh universitas di Amerika Serikat itu mengakibatkan beberapa orang terpapar virus corona (COVID-19).
“Hidup ini berharga. Jangan sombong dan berpikir kamu tidak terkalahkan seperti saya,” kata Sluder dalam Instragram-nya yang mengungkapkan permintaan maafnya kepada publik.
Dia mengatakan dalam pernyataan permintaan maafnya, dia tidak menyadari “kerasnya” tindakan dan komentarnya, dan dia memiliki kesalahan yang dibuatnya dan orang-orang yang telah dia sakiti dengan wawancaranya. Sluder juga mengakui bahwa dia memiliki orang tua yang dia hormati dan anggota keluarga lain yang berisiko terkena virus corona.
https://www.instagram.com/p/B-C2M7knHvx/?igshid=tp9usk9a2gda
Sluder adalah salah satu peserta yang ikut liburan musim semi yang mengabaikan keparahan pandemi kesehatan saat ini dan melanjutkan berpesta di Florida, Miami, dan di Meksiko. Kurangnya kepedulian dan keputusan mereka untuk menentang permintaan pejabat untuk tinggal di rumah dan menerapkan jarak sosial (social distancing) menarik kecaman nasional.
Laporan menyatakan bahwa puluhan peserta liburan musim semi yang telah kembali ke kota perguruan tinggi mereka di Texas, Florida, dan Wisconsin, memanifestasikan gejala Coronavirus, dan dinyatakan positif virus. Ini terlepas dari laporan bahwa COVID-19 tidak berpengaruh pada populasi yang lebih muda, dan hanya akan menginfeksi orang tua dan orang-orang dengan penyakit yang mendasarinya.
Di University of Texas di Austin, ada 44 dari 70 mahasiswa yang dinyatakan positif terkena virus corona setelah terbang menggunakan pesawat sewaan untuk menghadiri pesta liburan musim semi di Cabo San Lucas, Meksiko. Laporan The New York Times menyatakan bahwa 44 orang peserta liburan musim semi sekarang menjalani proses isolasi diri, dan pihak berwenang melacak semua mahasiswa lain yang mereka pernah kontak dekat.
Setidaknya ada lima peserta liburan musim semi dari University of Tampa yang melakukan perjalanan bersama juga telah dites positif terkena virus corona. Virus ini juga tidak menyisihkan mahasiswa dari University of Wisconsin di Madison setelah menghadiri pesta Spring Break di Nashville dan Gulf Shores, Alabama.
Sejauh ini ada total 72 mahasiswa yang dikonfirmasi yang dites positif virus corona, setelah menghadiri pesta-pesta Spring Break pekan lalu, Texas Tribune melaporkan.
Amerika Serikat saat ini telah mencatatkan 367.650 orang yang positif virus corona dengan 10.943 meninggal dunia hingga Selasa, 7 April 2020, pukul 14.06 WIB, menurut data yang dihimpun oleh Worldometers.
National Post melaporkan bahwa di Travis County, Texas, rumah sakit terkait menerima pasien virus corona berusia antara 20 dan 40 tahun. Anak-anak muda Amerika, laporan itu menyatakan “telah menyumbang banyak orang yang dirawat inap karena virus corona secara nasional”.
“Virus ini sering bersembunyi di tempat yang sehat dan diberikan kepada mereka yang berisiko besar dirawat di rumah sakit atau mati. Sementara orang yang lebih muda memiliki risiko lebih kecil untuk mengalami komplikasi, mereka tidak kebal dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19,” kata Direktur Otoritas Kesehatan Sementara Daerah Austin-Travis, Mark Escott.
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Warga Amerika Ini Sengaja Berpesta dengan Orang Positif COVID-19 Agar Kebal Virus, Ini Hasilnya! - CakapCakap
Pingback:Kalahkan 38 Ribu Pelamar, Dua Mahasiswa Malaysia Ini Berhasil Masuk ke Universitas Harvard - CakapCakap