CakapCakap – Ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju memang berkembang pesat hingga saat ini. Cakap People bisa lihat saja, sejumlah negara maju di dunia sudah merencanakan untuk kehidupan dalam planet lain di luar angkasa. Bahkan, beberapa waktu lalu, Cina telah berhasil mengembangkan dan menciptakan matahari buatan. Kini, seperti tak mau kalah, Amerika Serikat (AS) sudah mampu pula membuat ‘matahari mini’ versi mereka, namun dengan tujuan yang berbeda.
Baru-baru ini, peneliti dari Universitas Wisconsin-Madison, AS berhasil membuat ‘matahari mini’ untuk meneliti pengaruh medan magnet matahari terhadap tata surya, seperti dilansir oleh laman CNNIndonesia.com. Alat yang dinamakan ‘Big Red Ball’ itu memiliki diameter sebesar tiga meter, memang sangat kecil jika dibandingkan matahari yang memiliki diameter 1,4 juta kilometer. Matahari ini dibuat untuk memahami cara kerja medan magnet yang mempengaruhi tata surya.
“Misi satelit [ke matahari] telah mendokumentasikan dengan baik dari mana angin kencang datang. [Saat ini] kami mencoba mempelajari secara khusus bagaimana angin matahari lambat dihasilkan dan bagaimana dia berkembang saat bergerak menuju Bumi,” ungkap penulis utama studi sekaligus mahasiswa pasca sarjana Universitas Wisconsin-Madison, Ethan Peterson menjelaskannya. Untuk membuat matahari mini ini menjadi bola plasma seperti matahari, peneliti memompa gas helium dan mengubahnya menjadi plasma. Gas helium sendiri adalah salah satu kandungan gas di matahari.
Magnet yang dipasang di tengah bola akan membuat medan magnet. Begitu bola dialirkan listrik, alat akan secara akurat meniru bagaimana plasma pada matahari dan medan magnet bekerja seperti yang terjadi di matahari. Penelitian ini fokus pada angin matahari yang merupakan partikel dialirkan oleh matahari ke galaksi Bima Sakti. Di dalam alat tersebut, peneliti bisa menciptakan ‘Parker Spiral’ yang merupakan medan magnet yang keluar dari matahari lewat tata surya. Selain itu, para peneliti juga mengamati gumpalan plasma yang keluar dari angin matahari, yang disebut ‘sendawa plasma’.
Sebelumnya, Cina juga sempat mengumumkan membuat proyek matahari buatan, yang dinamakan Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST). Proyek ini dirancang untuk meniru proses fusi nuklir yang digunakan matahari dalam menghasilkan energi, dengan tujuan membuat sumber energi ramah lingkungan. Wah, luar biasa ya, Cakap People!