CakapCakap – Teknologi mobil listrik yang sudah dikenal jauh lebih ramah lingkungan memang saat ini sedang berkembang pesat. Cakap People pecinta otomotif tentu juga mengikuti perkembangan inovasi tersebut. Belakangan, tidak hanya produsen otomotif yang melakukan riste mobil listrik, tapi juga sejumlah perguruan tinggi, termasuk Universitas Budi Luhur, salah satunya dengan mendirikan Pusat Studi Mobil Listrik yang didukung penuh oleh Ketua Badan Pengurus Yayasan Budi Luhur Cakti.
Terbaru, Pusat Studi Mobil Listrik Universitas Budi Luhur membuat prototipe mobil listrik Neo Blits yang merupakan karya murni mereka, seperti dilaporkan oleh laman Tempo.co. Konsep mobil balap di medan offroad ini tampil untuk pertama kali di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 beberapa waktu lalu. Rencananya mobil listrik Neo Blits ini akan diuji coba di arena Speed Offroad dengan kemampuan mumpuni, baik itu baterai, motor listrik, perangkat safety, dan bodi tubular.
“Saya sangat bersyukur Universitas Budi Luhur terus menekuni dan berhasil mewujudkan sebuah riset. Ini sebuah capaian yang patut dibanggakan,” ungkap Rektor Universitas Budi Luhur, Prof Didik Sulistyanto. Sebelumnya, mereka juga sudah melahirkan prototipe mobil listrik Blits hasil kerja sama dengan ITS Surabaya dalam pengembangan baterai mobil listrik. Blits telah diuji dalam Jelajah Sumatera rute Jakarta-Sabang sejauh 3.333 km, melewati jalan lintas Sumatera dan tidak mengalami kendala.
Neo Blits mengadopsi sistem penggerak belakang meski dibuat untuk off–road, seperti dimuat laman Liputan6.com. Namun, bisa dikembangkan menjadi 4×4 di masa depan. Mobil listrik ini mengadopsi motor elektrik 48-72 v berpendingin udara yang menghasilkan tenaga 30 Tk. Baterainya mengadopsi Li-ion 72-82 volt saat terisi penuh, dengan spesifikasi 1036 A dan 74,6 kWh. Sebagai perbandingan, tenaganya separuh dari Daihatyu Ayla varian 1,0 liter, meski belum melakukan pengukuran torsi.
Menurut Sujono, Kepala Pusat Mobil Listrik Universitas Budi Luhur, Neo Blits memiliki kemampuan untuk menerjang genangan air. “Kemampuan water wading tergantung dari packing baterai. Baterai sudah kita kondisikan agar waterproof. Sebisa mungkin tidak ada celah masuk air. Kita sudah coba saat separuh ban terendam air tidak apa-apa, kira-kira ketinggian 40 cm,” ucapnya menambahkan. Keren kan, Cakap People!