CakapCakap – Apapun sekarang bisa dilakukan berkat dukungan teknologi canggih yang terus makin berkembang hingga saat ini. Cakap People pun tentu menikmati banyak sekali manfaat dari adanya beragam teknologi tersebut. Namun, memang ada pula segelintir orang yang malah memanfaatkan teknologi untuk hal-hal negatif, dan bahkan termasuk tindakan kriminal. Seperti yang dilakukan oleh hacker asal Cina yang berhasil menyusup ke dalam jaringan milik 27 universitas di Amerika Serikat.
Lalu, apa yang mereka cari dari peretasan tersebut? Menurut laporan yang dikeluarkan perusahaan cybersecurity bernama iDefense, hacker tersebut ternyata mencari akses ke hasil penelitian militer maritim yang diduga tersimpan di server universitas-universitas tersebut, seperti dilansir oleh laman Detik.com. Grup hacker yang melakukan penyusupan itu pun mempunyai banyak sebutan, seperti Temp.Periscope, Mudcarp, dan Leviathan. Metode yang dipakai para hacker ini dengan mengirimkan email spear phishing yang menyamar agar terlihat seperti dikirimkan oleh rekan universitas tersebut.
Jika dokumen atau email itu dibuka, maka malware yang ada akan beraksi dan menyusupi jaringan milik universitas. Universitas sendiri menjadi target karena lebih mudah untuk disusupi ketimbang kontraktor militer. Beberapa universitas itu antara lain Massachusetts Institute of Technology (MIT), University of Washington, dan juga sejumlah kampus di Kanada serta Asia Tenggara. Tidak terlihat adanya kaitan dari grup hacker tersebut dengan pemerintah Cina. Namun karena targetnya adalah data militer AS, para analis di iDefense menganggap aksi mereka disponsori oleh pemerintah Cina.
Belum lama ini, perusahaan keamanan internet terkemuka CrowdStrike melaporkan pula bahwa hacker Cina meningkatkan serangan peretasan ke jaringan komputer milik perusahaan di AS seiring konflik dagang dan teknologi yang terjadi di antara kedua negara, seperti dikutip dari Tempo.co. Para hacker masuk ke dalam sistem komputer perusahaan untuk mendapat rahasia bisnis dan teknologi.
“Tren imenunjukkan tak ada indikasi bakal berhenti. Ini kemungkinan terkait dengan meningkatnya ketegangan di antara kedua negara,” ucap Wakil Presiden CrowdStrike bidang teknologi keamanan, Michael Sentonas. Serangan ini menyasar perusahaan strategis seperti operator telekomunikasi, farmasi, dan jaringan hotel. Sepertinya bakal bisa jadi perang hacker nih, Cakap People!
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Xu Bingyang, Bocah 12 Tahun Ini Menggendong Sahabatnya, Zhang Ze yang Disabilitas Selama 6 Tahun – CakapCakap
Pingback:Keren! Hacker Muda Ini Mengaku Bisa Jebol Server Microsoft dan Nintendo - CakapCakap