CakapCakap – Cakap People! Seorang ahli administrasi rumah sakit mendesak pemerintah dan otoritas kesehatan untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur dan memperluas fasilitas isolasi untuk mengantisipasi potensi lonjakan pasien virus corona, karena rumah sakit di Indonesia dengan cepat kehabisan ruang untuk pasien COVID-19.
Ketua Departemen Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Irwandy, SKM, MScPH, MKes mengatakan jumlah pasien COVID-19 meningkat selama sepekan terakhir.
“Ini adalah dampak dari masih kurangnya kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan,” kata Prof Irwandy, seperti dikutip Kompas.com, Rabu, 25 November 2020. Ia mencontohkan pergerakan massa yang melakukan perjalanan saat libur panjang akhir pekan di akhir Oktober.
Awal bulan November ini, Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Nasional mengumumkan bahwa semakin banyak rumah sakit COVID-19 kehabisan tempat tidur, dengan hampir setiap wilayah di negara ini melaporkan bahwa kapasitas tempat tidur di bangsal isolasi atau unit perawatan intensif (ICU) sudah penuh.
“Jadi penularan yang tinggi terjadi di akhir Oktober dan awal November. Dampaknya, kita lihat setelah satu sampai dua minggu kemudian,” jelas Prof Irwandy.
Berdasarkan data peningkatan kasus COVID-19 di bulan November ini, tren puncak penularan tersebut terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia yang rata-rata terjadi pada pertengahan bulan ini.
Terlebih musim liburan pada Desember mendatang, kata Prof Irwandy, dampaknya diperkirakan akan tampak pada Januari 2021 sekitar minggu kedua.
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada pemerintah pusat dan daerah harus mulai menganalisis kembali kapasitas rumah sakit di daerahnya.
Irwandy menjelaskan, diperlukan pendekatan kehati-hatian, mengingat masyarakat masih melalaikan tata tertib kesehatan serta pembatasan perjalanan saat libur panjang.
“Selain itu, (rumah sakit) harus mempersiapkan diri untuk menerima lonjakan pasien, yang saya prediksi akan lebih tinggi dibandingkan kondisi saat ini,” ungkap Prof Irwandy.
Pemerintah pusat dan daerah harus mulai meninjau kapasitas rumah sakit daerah. Sementara itu, daerah tertentu dengan destinasi wisata populer, seperti Jawa Tengah, Jabodetabek, dan Yogyakarta perlu lebih diperhatikan untuk mengantisipasi lonjakan kasus harian dan rawat inap COVID-19.
“Khususnya di Yogyakarta, karena RS sudah mencapai 78 persen kapasitas tempat tidur per November, padahal idealnya harus kurang dari 60 persen dari total kapasitas,” ujarnya.
Sementara itu, rumah sakit umumnya harus meningkatkan kapasitas tempat tidurnya hingga 20 persen untuk mengantisipasi pasien baru COVID-19.
Irwandy menekankan bahwa kerja sama antardaerah sangat penting dalam mengembangkan sistem informasi untuk berbagi data ketersediaan tempat tidur bagi pasien COVID-19.
“Daerah tetangga lain bisa menawarkan bantuan jika satu daerah kewalahan dengan lonjakan kasus COVID-19,” ujarnya.
Selain meningkatkan kapasitas tempat tidur, rumah sakit juga harus mempertimbangkan untuk membangun lebih banyak fasilitas isolasi di luar lokasi untuk merawat pasien dengan COVID-19 ringan, termasuk hotel karantina.