CakapCakap – Inferiority complex merupakan istilah yang biasanya ditujukan pada orang yang punya citra diri negatif sehingga rendah diri. Merasa kalau orang lain selalu lebih baik atau superior dengan dirinya. Padahal, kenyataannya sering kali berlawan dengan pemikirannya tersebut.
Tentu saja hal ini bisa berakibat buruk bagi kehidupan. Orang yang mengalami inferiority complex jadi sering merasa tidak bahagia.
Lalu, seperti apa tanda-tandanya?
1. Komunikasi berjalan satu arah
Dalam komunikasi yang sehat semestinya terjadi dua arah. Masing-masing mendapat giliran seimbang sebagai pendengar maupun pembicara.
Namun, akibat perasaan inferior, kamu selalu berada di pihak pendengar. Kamu tidak percaya diri untuk mengungkapkan topik atau pendapatmu sendiri di hadapan orang lain. Merasa kalau pandanganmu itu gak keren, omonganmu gak berbobot, atau pemikiran negatif lainnya.
2. Saat berbicara tidak melakukan kontak mata
Memang ada yang sulit melakukan kontak mata ketika bicara karena merasa tidak nyaman. Tapi, ada pula yang tidak melakukan kontak mata akibat perasaan rendah diri yang dialami.
3. Tidak bersemangat
Orang yang punya kepercayaan diri tinggi biasanya bisa tampak dari pembawaannya yang tampak semangat. Sebaliknya, orang yang merasa inferior sering terlihat lesu atau tidak termotivasi.
4. Tidak suka berbaur
Untuk berbaur diperlukan keberanian, keberanian untuk mengenalkan diri, keberanian untuk bercakap-cakap dan mengeluarkan opini pribadi, dan itu semua hanya akan terjadi bagi seseorang yang punya mindset kalau tiap orang itu setara. Sayangnya, orang yang merasa inferior tidak memiliki cara pandang demikian.
Merasa minder atau tidak sebaik dengan orang-orang sekitarnya yang sering membuatmu jadi tidak suka berbaur dan lebih senang menghabiskan waktu sendirian. Hal itu akan semakin membuatmu rentan kesepian.
5. Haus pengakuan
Akibat citra diri negatif, kamu jadi haus pengakuan. Kamu tidak percaya diri dengan penilaianmu sendiri. Segala sesuatu selalu meminta pandangan orang lain. Padahal, sebenarnya kamu berhak dan mampu untuk mengambil keputusan sendiri sehingga tak perlu sampai mencari validasi orang lain.