CakapCakap – Cakap People! Terdapat sejumlah tanda awal defisiensi vitamin D yang perlu diketahui. Ada sekitar satu miliar orang di dunia yang diprediksi mengalami defisiensi vitamin D, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bila dibiarkan, defisiensi vitamin D bisa berkontribusi pada terjadinya beberapa masalah kesehatan, seperti osteoporosis.
Ahli farmasi Duncan Reid mengatakan defisiensi vitamin D bisa tak memunculkan gejala. Oleh karena itu, kondisi defisiensi vitamin D bisa tak disadari oleh penderitanya.
Namun terkadang, beberapa tanda awal defisiensi vitamin D bisa dirasakan oleh penderitanya. Menurut Reid, ada lima tanda awal vitamin D yang bisa muncul dan perlu dikenali. Berikut ini adalah kelima tanda tersebut:
1. Lelah dan letih
2. Nyeri pada tulang dan punggung bagian bawah
3. Nyeri atau pegal pada otot
4. Cukup sering terkena sakit, seperti pilek atau flu
Sedangkan dalam jangka panjang, lanjut Reid, defisiensi bisa memicu terjadinya deformitas tulang. Pada anak misalnya, defisiensi vitamin D bisa menyebabkan rakitis.
“Pada orang dewasa (defisiensi vitamin D) ini bisa memicu kondisi serupa bernama osteomalacia,” ujar Reid, seperti dilansir Express, Senin, 13 Maret 2023.
Orang-orang yang mengalami gejala defisiensi vitamin D disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Nantinya, mereka dapat menjalani tes darah untuk mendeteksi kadar vitamin D dalam darah mereka.
Bila mengalami defisiensi vitamin D, Reid mengatakan ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan. Salah satu di antaranya adalah dengan mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup.
Selain itu, asupan vitamin D perlu ditingkatkan lewat mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D. Beberapa contoh dari makanan tersebut adalah ikan berminyak seperti salmon atau sarden, daging merah, kuning telur, dan makanan terfortifikasi vitamin D.
Bila perlu dan dianjurkan dokter, konsumsi suplemen vitamin D juga dapat dilakukan. Meski vitamin D penting bagi tubuh, mendapatkan vitamin D yang berlebihan tetap tidak direkomendasikan.
Terlalu banyak asupan vitamin D dalam jangka panjang bisa memicu hiperkalsemia, yaitu penumpukan kalsium di dalam tubuh. Kondisi ini, lanjut Reid, bisa melemahkan tulang dan memicu kerusakan pada jantung dan ginjal.