CakapCakap – Cakap People! Terdapat sejumlah mitos tentang buah yang disebut bisa menggagalkan penurunan berat badan. Banyak informasi tentang makanan yang simpang siur di luar sana, terutama yang membantu menurunkan atau menaikkan berat badan. Buah, yang dianggap makanan sehat, juga tak lepas dari kesalahan informasi tersebut. Banyak klaim tentang bagaimana cara memakan buah, waktu yang tepat, hingga jenis buah yang bagus atau justru harus dihindari. Tapi apakah semua itu benar?
Berikut adalah mitos teratas tentang buah-buahan dan penurunan berat badan, menurut ahli gizi, seperti dikuto Livestrong.
1. Buah tinggi gula, tidak baik untuk menurunkan berat badan
Salah satu kesalahpahaman terbesar tentang buah adalah karena manis, mengandung banyak gula sehingga dianggap buruk. Namun, ahli gizi Carolina Margolis mengatakan, ada perbedaan antara gula alami dalam buah (fruktosa) dan makanan dengan gula tambahan.
“Fruktosa hanya berbahaya dalam jumlah besar, yang sulit didapat secara berlebihan dalam bentuk alami dari buah,” kata Margolis. “Bagi kebanyakan orang, jumlah gula dalam buah aman dikonsumsi.”
Selain itu, Reema Patel, ahli diet dan ahli gizi terdaftar, mengatakan bahwa buah-buahan juga termasuk makanan yang paling bergizi dan memberikan nutrisi lain, seperti vitamin, mineral, antioksidan, dan serat makanan.
“Meskipun buah memang mengandung gula di dalamnya, semua nutrisi lain yang dikandungnya, dan khususnya serat, membantu meningkatkan rasa kenyang karena memperlambat pencernaan, yang kemudian dapat mengurangi asupan makanan secara keseluruhan, faktor penting dalam penurunan berat badan,” kata Patel.
2. Buah menaikkan berat badan karena tinggi karbohidrat
Roxana Ehsani, ahli diet olahraga mengatakan, buah mengandung karbohidrat, tetapi karbohidrat sehat yang sebagian besar berasal dari serat makanan. Serat makanan membantu mendukung mikrobioma usus yang sehat, membuat kenyang lebih lama, mendorong buang air besar secara teratur, dan membantu menjaga kadar gula darah stabil, kata dia.
“Semakin banyak serat makanan dalam diet, semakin baik untuk upaya menurunkan berat badan, dan buah adalah sumber serat alami,” kata Ehsani.
Kamu juga tidak perlu menghindari karbohidrat karena karbohidrat memberi otak dan tubuh energi dan mendukung fungsi tubuh serta aktivitas fisik apa pun.
Jika mencoba menurunkan berat badan, perhatikan ukuran porsi, terutama karena beberapa buah dapat dihitung sebagai dua porsi buah jika ukurannya besar. Menurut rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, orang dewasa harus makan antara 1,5 hingga 2 cangkir buah sehari.
3. Alpukat bikin gemuk
Buah yang sering disingkirkan saat seseorang sedang berusaha menurunkan berat badan adalah alpukat. Patel mengatakan itu karena alpukat relatif tinggi lemak. Orang berpikir, ketika ingin menurunkan berat badan maka harus mengurangi konsumsi lemak.
Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa asupan lemak sehat secara teratur (seperti yang ditemukan dalam alpukat) dapat membantu mengatur nafsu makan dan membuat kenyang lebih lama dan lebih puas, menurut Harvard T.H. Chan School of Public Health.
“Ini berarti kita cenderung lebih sedikit ngemil dan makan lebih sedikit secara keseluruhan,” kata Patel, yang artinya ini dapat membantu menurunkan berat badan.
4. Buah menghancurkan serat dan mengurangi nutrisi
Jika lebih suka menikmati smoothie daripada mengunyah apel, perlu diketahui bahwa perpaduan dua buah atau lebih tidak merusak serat atau mengubah sifat nutrisinya, kata Margolis.
Memadukan buah memang membuat mereka terkena oksidasi, katanya, dan nutrisi bisa hilang saat makanan terpapar oksigen seperti itu. Tetapi butuh waktu (sekitar satu jam) untuk mempengaruhi nutrisi. Jadi jika memblender lalu langsung menikmatinya, tak perlu khawatir.
Mencampur buah-buahan untuk membuat smoothie adalah cara yang bagus untuk memasukkan lebih banyak porsi buah dan serat ke dalam diet harian.
5. Dilarang makan buah saat perut kosong
Mitos lain tentang buah adalah bahwa memakannya dengan perut kosong membuatnya membusuk di perut. Ini bisa memperlambat pencernaan makanan lain dan menimbulkan masalah gas, kembung, dan pencernaan, kata Margolis. Faktanya, nilai gizi dan manfaat makan buah akan tetap sama kapan pun memakannya.
“‘Membusuk di perut’ sama sekali tidak benar. Perut kita secara alami mencegah pertumbuhan berlebih karena keasamannya, dan sebagian besar mikroorganisme tidak memiliki kesempatan,” katanya.
Buah-buahan yang mengandung serat larut seperti apel dan jeruk menarik air di usus, membentuk gel, yang dapat memperlambat pencernaan. Tapi ini bukan hal yang buruk, kata Margolis.
“Serat dalam buah membantu seseorang merasa kenyang dan mencegah lonjakan gula darah setelah makan, yang dapat membantu mengontrol nafsu makan dan berat badan,” katanya.