Selain menjadi kawasan wisata bahari, ternyata Bulukumba juga menyimpan aset kebudayaan yang unik, salah satunya adalah Masjid Islamic Center Dato Tiro. Masjid Raya ini diresmikan oleh Bupati Bulukumba tahun 2014 lalu, dan menjadi masjid terbesar dan termegah di kawasan ini. Masjid ini sebelu diresmikan sudah melewati masa pembangunan sejak tahun 2000. Setelah terbengkalai beberapa lama, pada tahun 2010 lalu pembangunan mulai digiatkan kembali hingga selesai 4 tahn kemudian.
Masjid yang diresmikan pada 1 Ramadhan 1435 H atau 28 Juni 2014 ini bernama Dato Tiro, yaitu nama seorang pembawa agama Islam pertama ke Bulukumba, yaitu Dato Ri Tiro pada tahun 1603 Masehi. Arsitektur Masjid ini juga dinilai sangat indah dan menawan. Utamanya adalah kombinasi warna bangunan kubah dan eksterior masjid yang serasi, membuat kemegahan masjid sudah dapat dinikmati dari kejauhan. Dinding luar masjid dicat dengan warna putih, krem, dan biru dongker. Kubah kecil di bangunan puncak menaranya diwarnai dengan biru muda yang indah.
Keindahan lain yang juga bisa menyejukkan pandangan adalah motif-motif batik yang terdapat di dinding laur dan kubah besar masjid. Semua motif yang terpasang diwarnai dengan apik dan senada dengan warna lainnya. Ornamen di dalam masjid pun juga menjadi salah satu daya tarik bagi para jamaah yang ingin bersembahyang atau sekedar beristirahat di dalam ruang masjid. Suasana masjid juga tambah menjadi adem, karena penggunaan lantai marmer yang dingin, ditambah hembusan angin yang masuk dari jendela-jendela berukuran besar di sisi kanan kiri masjid.
Masjid ini selalu menjadi pilihan favorit bagi warga Bulukumba dan sekitar untuk bershalat, apalagi para pendatang atau wisatawan yang berkunjung ke Bulukumba. Terlebih di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri besok, pasti Masjid dan suasana di dalamnya menyuguhkan daya tarik tersendiri. Misalnya untuk hari-hari tertentu, shalat Jumat atau Hari Raya lainnya, masjid ini mampu menampung sebanyak 5000 orang. Guna mendukung aktivitas beribadah para jamaah, masjid ini dilengkapi 2 lantai area sembahyang, dan dilengkapi fasilitas lainnya yaitu tempat wudhu dan toilet yang terpisah untuk jamaah pria dan jamaah wanita.
Selayaknya tempat iconic lainnya, Masjid Islamic Center ini juga tidak luput dari aktivitas komersial. Di lantai dasar, pengunjung akan banyak menemui pedagang dadakan yang menjual aneka jenis baju, sepatu, obat-obatan, bahkan makanan. Tetapi walaupun banyak aktivitas di seputaran masjid, kegiatan sembahyang para jamaah dipastikan tidak akan terganggu.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!