CakapCakap – Cakap People! Sejauh ini, lebih dari 75 orang tewas dan puluhan lainnya masih hilang setelah banjir bandang dan tanah longsor melanda Indonesia dan negara tetangga Timor Leste. Demikian diungkapkan para pejabat, Senin, 5 April 2021.
AFP melaporkan seperti yang dilansir The Straits Times, banjir yang dipicu oleh hujan lebat telah mendatangkan malapetaka dan kehancuran di pulau-pulau yang membentang dari Flores di Indonesia hingga Timor Leste, menyebabkan ribuan orang mengungsi ke tempat penampungan.
Banjir dan tanah longsor menyebabkan bendungan meluap, menenggelamkan ribuan rumah dan membuat petugas penyelamat berjuang untuk menjangkau korban yang terperangkap.
“Ada 55 orang tewas, tetapi jumlah ini sangat dinamis dan pasti akan berubah, sementara sekitar 42 orang masih hilang,” kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia Raditya Jati kepada penyiar MetroTV.
Sedikitnya 21 orang juga tewas di Timor Leste, kata seorang pejabat di negara setengah pulau kecil yang terletak di antara Indonesia dan Australia itu. Banyak dari kematian terjadi di ibu kota Timor Leste yaitu Dili, yang tergenang air.
Rumah, jembatan, dan jalan yang tertutup lumpur di Kabupaten Flores Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Indonesia, tempat tim penyelamat berjuang untuk mencapai daerah terpencil dan terkena dampak parah karena hujan dan gelombang yang kuat.
“Lumpur dan cuaca ekstrem menjadi tantangan serius dan puing-puing yang menumpuk menjadi kendala tim SAR,” kata Jati.
‘Obat, makanan, selimut’
Penduduk yang khawatir berbondong-bondong ke tempat penampungan sementara di wilayah terpencil atau berlindung di mana saja yang tersisa dari rumah mereka.
“Para pengungsi tersebar. Ada ratusan di tiap kecamatan tapi banyak yang tinggal di rumah, ”kata Alfons Hada Bethan, Kepala BPBD Flores Timur. “Mereka membutuhkan obat, makanan, selimut.”
Hujan deras menantang upaya untuk menemukan orang yang selamat. “Kami menduga banyak orang yang terkubur tetapi tidak jelas berapa banyak yang hilang,” kata Bethan.
Di Lembata, sebuah pulau di tengah-tengah antara Flores dan Timor Leste, sebagian dari beberapa desa tersapu ke lereng gunung oleh semburan lumpur, berakhir di pantai lautan.
Sebelumnya, akses jalan telah terputus dan aparat setempat terpaksa mengerahkan alat berat untuk membuka kembali jalan tersebut. Gambar dari Lembata menunjukkan penduduk setempat tanpa alas kaki mengarungi lumpur dan melewati rumah-rumah yang runtuh untuk mengevakuasi korban dengan tandu darurat.
Tanah longsor yang fatal dan banjir bandang biasa terjadi di seluruh kepulauan Asia Tenggara selama musim hujan.
Di bulan Januari, banjir bandang melanda kota Sumedang di Provinsi Jawa Barat, menewaskan 40 orang. Dan September 2020 lalu, sedikitnya 11 orang tewas akibat longsor di Kalimantan.
Badan bencana negara memperkirakan bahwa 125 juta orang Indonesia – hampir setengah dari populasi negara – tinggal di daerah yang berisiko longsor. Bencana sering kali disebabkan oleh penggundulan hutan, menurut ahli lingkungan.