CakapCakap – Cakap People! Kematian akibat pandemi virus corona di Amerika Serikat (AS) kini telah melebihi 160.000 orang pada hari Jumat, 7 Agustus 2020. Hampir seperempat dari total kematian di dunia ada di negara tersebut. Demikian menurut penghitungan Reuters. Capaian angka itu terjadi ketika AS tengah memperdebatkan apakah sekolah-sekolah siap untuk dibuka kembali dalam beberapa minggu mendatang.
Melansir Reuters, Sabtu, 8 Agustus 2020, Amerika Serikat telah mencatat 160.003 kematian dan 4,91 juta kasus virus corona. Itu berarti masih menjadikan AS sebagai negara dengan kasus dan kematian akibat COVID-19 terbanyak di dunia hingga saat ini.
Kematian akibat virus corona meningkat di 23 negara bagian dan kasus di 20 negara bagian AS, demikian menurut analisis data Reuters dalam dua minggu terakhir dibandingkan dengan dua minggu sebelumnya.
Berdasarkan per kapita, Amerika Serikat menempati urutan ke-10 tertinggi di dunia untuk kasus dan kematian.
Tonggak sejarah yang suram menandai peningkatan 10.000 kematian dalam sembilan hari di Amerika Serikat.
Banyak dari kematian baru datang dari California, Florida dan Texas, tiga negara bagian AS teratas untuk total kasus. Sementara infeksi tampaknya menurun di negara bagian tersebut, wabah baru muncul dari pantai ke pantai.
Koordinator satuan tugas virus corona Gedung Putih, Dr. Deborah Birx, memperingatkan bahwa Boston, Chicago, Detroit, dan Washington bisa menghadapi wabah karena peningkatan persentase tes virus corona yang kembali positif.
Pakar kesehatan Universitas Washington memperkirakan hampir 300.000 warga AS bisa meninggal dunia akibat COVID-19 pada 1 Desember 2020 nanti. Meski begitu, mereka mengatakan 70.000 nyawa dapat diselamatkan jika orang Amerika berhati-hati dan mengenakan masker.
Sementara itu, pejabat AS, persatuan guru, orang tua, dan siswa berebut cara membuka kembali sekolah dengan aman. Presiden Donald Trump telah mendesak negara bagian untuk melanjutkan kelas tatap muka, dengan mengatakan virus “akan hilang begitu saja,” tetapi pejabat kesehatan telah mengatakan kepada negara bagian dengan meningkatnya jumlah kasus virus corona, mereka harus berjaga-jaga.
Pembukaan kembali sekolah tetap menjadi masalah yang memecah belah secara nasional. Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan pada hari Jumat sekitar 700 distrik di negara bagian itu dapat membuka kembali ruang kelas, tetapi mendesak mereka untuk berkonsultasi dengan guru, siswa, dan orang tua.
Distrik sekolah New York dapat memilih pembelajaran jarak jauh, pembelajaran di dalam kelas, atau perpaduan keduanya.
Cuamo bilang, rencana keselamatan untuk ruang kelas yang dibuka kembali harus disetujui oleh Departemen Kesehatan negara bagian.
“Jika Anda melihat tingkat infeksi kami, kami mungkin berada dalam situasi terbaik di negara saat ini,” kata Cuomo kepada wartawan.
“Jika ada yang bisa membuka sekolah, kita bisa buka sekolah.”
Di New York, di mana 1,1 juta anak menghadiri jaringan sekolah umum terbesar di negara itu, Walikota Bill de Blasio mengatakan kehadiran siswa akan dibatasi antara satu hingga tiga hari setiap minggu.
Chicago Public Schools, yang merupakan distrik sekolah terbesar ketiga di negara itu, membalikkan arah minggu ini, dengan mengatakan bahwa para siswa akan tetap menggunakan pembelajaran jarak jauh saat tahun ajaran dimulai.
Beberapa negara bagian, termasuk Florida dan Iowa, mewajibkan sekolah untuk memberikan setidaknya beberapa pembelajaran secara langsung, sementara gubernur Carolina Selatan dan Missouri telah merekomendasikan semua ruang kelas dibuka kembali.
Los Angeles, distrik sekolah terbesar kedua di negara itu, mengatakan siswa akan tetap di rumah untuk awal semester baru.
Texas awalnya menyerukan agar sekolah dibuka kembali tetapi sejak itu mengizinkan distrik untuk mengajukan keringanan karena negara bagian bergulat dengan meningkatnya beban kasus.
Distrik Sekolah Independen Houston mengatakan bahwa tahun ajaran akan dimulai secara virtual pada 8 September, tetapi akan bergeser ke pembelajaran tatap muka pada 19 Oktober.