CakapCakap – Cakap People! Ketika cuaca sedang hujan, petir dan kilat yang menyambar-nyambar sering menjadi salah satu dari peristiwa yang menyertainya. Bahkan, jika masyarakat tak berhati-hati, peristiwa itu bisa merenggut nyawa seseorang. Peristiwa menyeramkan itu juga terjadi di India, dengan lebih dari 100 orang meninggal dunia akibat tersambar petir dan kilat!
Ya, serangan petir dan kilat menewaskan lebih dari 100 orang di negara bagian Bihar di India timur dan di negara bagian utara Uttar Pradesh.
Melansir Reuters, kepala kantor kementerian India melaporkan, sekitar 83 orang tewas di Bihar, dan setidaknya 22 orang tewas di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat pada Kamis, 25 Juni 2020.
Tak hanya itu, 12 orang juga dilaporkan terluka akibat sambaran petir di Uttar Pradesh. Di Bihar, seorang juru bicara pemerintah mengatakan sejauh ini tidak ada informasi tentang jumlah korban cedera.
Kedua negara bagian mengumumkan santunan jiwa senilai 400.000 rupee (5.300 dolar AS) untuk saudara terdekat dari masing-masing korban tewas.
Saat musim hujan dimulai, petir dan badai sering terjadi di India yang meliputi sebagian besar wilayah utara negara itu.
Akan tetapi, Badan Klimatologi India mengatakan, perubahan dalam pola meteorologi menyebabkan lebih banyak serangan kilat di India.
Bihar melaporkan 225.508 serangan kilat dan Uttar Pradesh 322.886 serangan, dengan 394 orang tewas, antara 1 April dan 31 Juli 2019.
Proses Terjadinya Petir
Melansir laman Merdeka, petir atau biasa dikenal dengan sebutan halilintar atau kilat. Petir seringkali kita temui pada saat musim penghujan datang. Petir memiliki ciri khas berupa kilatan putih yang terang dan disusul suara dentuman atau gemuruh yang keras.
Petir merupakan sebuah gejala alam yang umum terjadi dimanapun ketika musim hujan tiba, tak terkecuali juga di Indonesia.
Dinamakan petir merupakan sebuah kilatan cahaya putih yang menyilaukan, sedangkan suara menggelegar yang datang sesudahnya disebut dengan guruh.
Biasanya, petir dan guruh akan datang secara beriringan, namun terkadang jeda waktu antara kilatan dan juga suara gemuruh terbilang seperti sesaat.
Perbedaan waktu datang ini biasanya disebabkan karena perbedaan antara kecepatan suara dan juga kecepatan cahaya.
Petir merupakan sebuah simbol dari listrik alam. Gejala alam petir ini bisa dianalogikan dengan sebuah kondestaor raksasa. Di dalam kasus ini lempeng pertama adalah awan yang bisa dianalogikan menduduki sebagai lempeng negatif maupun positif, dan lempeng keduanya adalah bumi yang dianggap sebagai lempeng netral.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa kapasitor merupakan sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat. Tidak hanya pada bumi saja, namun petir juga dapat terjadi diantara awan dan awan. Hal ini dapat terjadi apabila ada salah satu awan bermuatan listrik negatif dan awan lainnya bermuatan positif.