CakapCakap – Cakap People! Seluruh relawan di Indonesia sebanyak 1.620 orang telah mendapatkan suntikan vaksin virus corona yang disediakan oleh Sinovac Biotech China selama uji klinis fase 3 di Bandung, Jawa Barat.
Uji klinis dimulai pada bulan Agustus 2020 yang dilakukan oleh fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran di Bandung dan perusahaan farmasi BUMN Bio Farma yang telah mendapatkan kesepakatan produksi bersama dengan Sinovac China.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangannya mengatakan, jumlah relawan sudah melebihi target.
Setiap relawan telah mendapatkan suntikan dua dosis vaksin uji coba dan petugas medis telah mengambil sampel darah dari setidaknya 643 relawan di antaranya untuk studi imunogenisitas, katanya.
“Ini program besar yang harus dikelola dengan baik mulai dari uji klinis tahap 3 dan produksi hingga pendistribusiannya oleh Bio Farma ke seluruh provinsi, puskesmas dan tenaga medis yang akan memberikan vaksin kepada masyarakat,” kata Honesti pada hari Minggu, 18 Oktober 2020, melansir Jakarta Globe.
Uji klinis fase 3 dilakukan untuk menguji kemanjuran dan keamanan vaksin yang akan memakan waktu beberapa bulan untuk mempelajari hasil dan kemungkinan kejadian buruk sebelum dapat disetujui dan dilisensikan untuk produksi dalam skala besar.
Uji klinis diawasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikannya sesuai dengan standar yang diterima secara global dalam pengujian vaksin dan menghasilkan data yang dapat diandalkan untuk referensi di masa mendatang.
Riska Andalusia, Direktur Registrasi Obat BPOM, mengatakan belum ada laporan efek samping dari relawan penerima vaksin uji coba.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, BPOM dapat mengizinkan penggunaan darurat vaksin setelah uji coba fase 3 selesai, katanya.
Riska menambahkan, calon vaksin COVID-19 dari Sinovac juga menjalani uji coba di Brasil, Chili, Turki, dan Bangladesh.
“Hasil uji klinis di kelima negara akan dikumpulkan untuk mendapatkan lisensi dan persetujuan untuk produksi vaksin di masa mendatang,” kata Riska.
Pemerintah menargetkan memvaksinasi 170 juta orang atau sekitar 60 persen dari jumlah penduduk tahun depan. Artinya, dalam setahun Indonesia harus memperoleh setidaknya 340 juta dosis vaksin.