CakapCakap – Cakap People, di dunia ini banyak sekali hewan yang tidak pernah kita lihat namun kehidupannya benar-benar ada. Contohnya adalah lebah raksasa Wallace. Sebagian dari kita mungkin belum pernah melihatnya, karena hewan ini hidup jauh dari lingkungan kita.
Namun siapa sangka, spesies lebah berukuran besar dari Indonesia masih ditemukan dalam keadaan hidup di Maluku. Lebah terbesar di dunia ditemukan kembali setelah puluhan tahun para ilmuwan meyakini serangga ini mengalami kepunahan.
Lebah raksasa Wallace memiliki ukuran ibu jari orang dewasa ditemukan di salah satu pulau di Indonesia yang belum terjamah manusia. Melansir dari BBC, pada 2019 lalu mereka mendapatkan hasil setelah beberapa hari mencari. Tim ahli menemukan seekor lebah betina yang masih hidup.
Lebah raksasa Wallace, diberi nama oleh naturalis dan penjelajah Inggris, Alfred Russel Wallace. Dialah orang yang mengungkapkan keberadaan lebah tersebut pada tahun 1858.
Sejumlah ilmuwan menemukan beberapa spesimen lebah Wallace pada tahun 1981. Namun lebah-lebah ini tak pernah terlihat lagi. Para ilmuwan ini lantas memotret bahkan memfilmkannya.
“Sangat mengejutkan melihat serangga ‘bulldog terbang‘, yang kami tidak yakin masih hidup, ternyata ada di depan kami di alam liar,” kata fotografer sejarah alam, Clay Bolt. fotografer ini mendapat kesempatan pertama kali mengambil foto dan video spesies tersebut dalam keadaan hidup.
“Benar-benar melihat betapa indah dan besarnya spesies ini dalam keadaan hidup, dan mendengar suara sayap raksasanya terbang di atas kepala saya, sangat menakjubkan,” katanya
Temuan di kepulauan di provinsi Maluku Utara memunculkan harapan bahwa hutan di kawasan tersebut diduga masih menyimpan salah satu serangga yang paling langka dan banyak dicari di dunia.
Lebah ini memiliki lebar sayap sekitar 6 cm saat direntangkan. Lebah betina biasanya membuat sarang di gundukan rayap, dengan memanfaatkan rahangnya untuk mengambil getah pohon untuk melindungi sarang dari serbuan rayap
Anggota tim dan ahli lebah, Eli Wyman, dari Princeton University, berharap penemuan ini memicu penelitian selanjutnya dan melindungi hewan tersebut dari kepunahan.