CakapCakap – Cakap People! Sebuah studi bersama yang dilakukan oleh tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan China tentang asal-usul virus Corona baru menyimpulkan bahwa “sangat tidak mungkin” virus tersebut melarikan diri dari laboratorium di kota Wuhan di China tengah. Demikian salinan laporan tersebut yang diperoleh oleh Kyodo News menunjukkan pada Senin, 29 Maret 2021.
Laporan itu, yang akan dirilis pada hari Selasa, waktu AS, mengatakan virus itu kemungkinan besar ditularkan ke manusia dari hewan tak dikenal.
Virus yang mirip dengan novel coronavirus itu telah ditemukan pada kelelawar dan trenggiling, tetapi hewan perantara penularannya ke manusia belum dapat dilacak.
Laporan tersebut, berdasarkan studi yang dilakukan oleh tim ahli internasional, menunjukkan bahwa cerpelai dan kucing, yang diketahui rentan terhadap infeksi, dapat menjadi inang hewan yang potensial.
Pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump mengajukan teori bahwa Institut Virologi Wuhan mungkin menjadi tempat kelahiran virus, mengklaim beberapa peneliti di sana mengembangkan gejala yang konsisten dengan COVID-19 pada musim gugur 2019.
Tim WHO tersebut mengatakan tidak menemukan bukti untuk mendukung klaim tersebut selama kunjungan yang dilakukan antara Januari hingga Februari tahun ini ke kota di China untuk menyelidiki asal-usul virus corona baru.
Manajemen keselamatan di institut dan dua laboratorium terdekat lainnya juga mengatakan hal serupa dan tidak ada kasus infeksi di antara staf di fasilitas tersebut sebelum Desember 2019, ketika kasus manusia pertama dari virus corona baru di Wuhan diidentifikasi oleh China.
Pihak berwenang China telah mengklaim bahwa virus itu mungkin telah dibawa ke negara itu melalui impor makanan beku.
Laporan tim mengatakan penularan seperti itu mungkin terjadi tetapi tidak dapat diverifikasi karena produk beku impor tidak dianggap sebagai jalur infeksi potensial di awal penyebaran virus dan tidak ada pengujian terhadapnya pada saat itu.
Tim yang menyusun laporan dengan China ini dibentuk oleh para ahli dari berbagai negara dan pejabat dari WHO, Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan, dan Organisasi Pangan dan Pertanian.
Tim, yang menjalani karantina selama dua minggu setelah memasuki Wuhan pada pertengahan Januari, memeriksa lembaga tersebut dan situs lain yang diduga terkait dengan virus seperti pasar makanan laut. Mereka juga berdiskusi dengan para ahli China.