CakapCakap – Cakap People! New York City, tempat yang paling parah terkena wabah virus corona di Amerika Serikat, akan mulai mengurangi pembatasan secara bertahap untuk bisnis mulai 8 Juni 2020, karena penyebaran virus lokal tampaknya telah memuncak, kata Gubernur New York Andrew Cuomo, Jumat, 29 Mei 2020.
Pembatasan akan dicabut dalam empat tahap, dengan konstruksi di antara sektor bisnis pertama yang diizinkan untuk melanjutkan beberapa kegiatan, kata Cuomo.
Menurut gubernur, penumpang angkutan umum diperkirakan akan meningkat hingga 400.000 orang per hari selama fase pertama, dengan total yang tersisa jauh di bawah tingkat pra-pandemi.
Di tengah-tengah ketakutan yang berlarut-larut terhadap infeksi virus, kota ini akan terus menutup sistem kereta bawah tanah semalaman untuk mendisinfeksi kereta api dan akan menugaskan petugas untuk mencegah mobil-mobil kereta menjadi terlalu padat.
Karena pelonggaran pembatasan sosial yang terlalu cepat berpotensi memicu gelombang kedua wabah virus, Cuomo menekankan kehati-hatian yang berkelanjutan dalam membuka kembali kota.
“Kita harus pintar,” katanya. “Orang-orang harus memakai masker. Tetapi sistem angkutan umum akan aman, dan orang-orang akan membuat pilihan sendiri seperti biasa,” melansir The Jakarta Post, Sabtu, 30 Mei 2020.
Langkah-langkah sosial berskala luas telah diterapkan di New York City sejak akhir Maret, dengan lokasi wisata utama seperti Times Square dan Fifth Avenue di Manhattan tetap sepi di tengah kurangnya wisatawan.
Keseluruhan dari 50 negara bagian AS telah bergerak untuk mulai membuka kembali ekonomi mereka. Sebagian negara bagian New York di luar kota sudah mulai mengurangi jarak sosial karena penurunan jumlah infeksi baru dan kematian akibat virus corona.
Kota New York telah mengonfirmasi sekitar 199.000 infeksi dengan lebih dari 21.000 kematian, termasuk kasus yang diduga.