Kuliner Indonesia Semakin Populer Merambah Vancouver, Kanada

CakapCakap – Bagi pelajar atau warga Indonesia yang tinggal di luar negeri karena harus kuliah atau bekerja, tanah air punya daya tarik yang magis. Pastinya, rasa kangen akan tanah air disebabkan karena orang-orang terkasih ada di sini, yakni keluarga ataupun pasangan. Ada juga yang kangen Indonesia karena keramahan warga sekitarnya, yang suka bersosialisasi dan bergotong royong. Kesemuanya mungkin tidak bisa mereka dapatkan dan rasakan selama tinggal jauh dari Indonesia. Tapi salah satu yang juga bikin kangen adalah kuliner khas Indonesia. Percaya tidak percaya, banyak kuliner Indonesia yang sudah mendunia loh! Bukan hanya digemari oleh para perantau asal tanah air, tapi kuliner Indonesia juga digemari warga negara lain.

Salah satunya yang baru-baru ini muncul di pemberitaan adalah Kuliner Lunch Series, sebuah agenda kuliner khas Indonesia yang diselenggarakan sebuah restoran di Vancouver, Kanada. Agenda ini menunjukkan bahwa kuliner khas Indonesia juga punya peminat di Kanada. Acara kuliner pertama yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Vancouver ini bekerjasama dengan sebuah restoran lokal bernama The Holy Crab. Penyelenggaraannya yang hangat dikemas secara apik selama jam makan siang pada Sabtu, 6 April 2019 yang lalu, bahkan akan terus diselenggarakan selama tahun 2019.

Acara ini sebenarnya hanya disasar untuk sekitar 80 pengunjung saja. Tapi siapa sangka, jumlah pengunjung yang hadir dalam sesi makan siang tersebut mencapai hampir 150 orang. Lalu Cakap People tahu, menu apa saja yang disajikan dalam agenda tersebut? Ternyata menu yang paling laris dan jadi sorotan para pengunjung adalah gado-gado dan soto Betawi. Kedua makanan khas Indonesia ini ternyata punya citarasa yang disukai oleh masyarakat Vancouver.

Berdasarkan pemaparan Tuti Irman, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Vancouver, KJRI berkolaborasi dengan beberapa pihak hingga kegiatan tersebut terlaksana dengan baik. Mereka adalah Henri William, pemilik The Holy Crab; Liza Wajong dari Kopi Nusa; Matius Riyanto dari komunitas Indonesia Permai BC; Richard Chen dari Tempea pembuat makanan alami; serta Djaka Putra dan Lulu yang merupakan pemilik catering Refection Dining.

Sementara itu, para pengunjung yang datang tidak hanya para pengunjung restoran pada umumnya, mereka bahkan ada yang berasal dari biro perjalanan, operator tour wisata, media, radio, hingga food blogger. Dengan demikian, melalui kegiatan ini, kuliner Indonesia semakin disorot di mata dunia dengan berbagai macam platform yang dibawa oleh para pengunjung.