CakapCakap – Cakap People! Menyoal krisis COVID-19 saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah dan membuat kondisinya menjadi semakin buruk.
“Itu akan menjadi semakin buruk, buruk dan buruk,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, tentang krisis pandemi COVID-19.
“Biarkan saya berterus terang, terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah, virus tetap menjadi musuh publik nomor satu,” kata Ghebreyesus dalam briefing virtual dari kantor pusat WHO di Jenewa, Senin, 13 Juli 2020.
Ketika pandemi COVID-19 terus merenggut nyawa di seluruh dunia, WHO telah memperingatkan bahwa itu hanya akan menjadi lebih buruk jika negara-negara gagal mematuhi tindakan pencegahan kesehatan yang ketat, menurut laporan Channel News Asia.
Lebih dari 575.000 orang di dunia telah meninggal karena penyakit ini dengan lebih dari 13 juta orang terinfeksi dan jumlahnya terus meningkat dengan cepat dengan Amerika Serikat mencatat lebih dari tiga juta kasus dan Brazil mencatat lebih dari 1,8 juta kasus pada saat artikel ini diturunkan.
“Tidak akan ada yang kembali ke “normal lama” untuk masa mendatang. Tetapi ada peta jalan menuju situasi di mana kita bisa mengendalikan penyakit dan melanjutkan hidup kita,” kata Tedros Adhanom.
Dia menambahkan bahwa untuk mengendalikan penyakit ini, ada tiga hal diperlukan:
- Fokus pada pengurangan kematian dan menekan transmisi
- Memberdayakan, melibatkan komunitas untuk melakukan tindakan perilaku individu untuk kepentingan satu sama lain
- Kepemimpinan pemerintah yang kuat dan koordinasi strategi komprehensif yang dikomunikasikan dengan jelas dan konsisten.
“Itu bisa dilakukan. Itu harus dilakukan. Saya sudah mengatakannya sebelumnya dan saya akan terus mengatakannya. “
“Kita tidak siap secara kolektif, tetapi kita harus menggunakan semua alat yang kita miliki untuk mengendalikan pandemi ini dan dan kita harus melakukannya sekarang.”
“Bersama-sama kita harus mempercepat sains secepat mungkin, menemukan solusi bersama untuk COVID-19, dan melalui solidaritas membangun respons global yang kohesif.”