CakapCakap – Cakap People! Kebakaran hutan di Australia telah menyebabkan polusi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Sydney dan sepanjang pantai timur negara tersebut. Demikian diungkapkan para pejabat Kamis, 5 Desember 2019. Asap dan debu membakar mata warga dan memicu lonjakan keluhan pernapasan.
Dilansir dari The Jakarta Post, Kamis, 5 Desember 2019, ratusan titik kebakaran hutan di luar kendali terjadi sejak September 2019 dengan ritme naik dan turun di pesisir timur, hingga asap menyelimuti kota-kota dari Sydney hingga Brisbane selama berminggu-minggu.
Meluasnya krisis asap ini semakin jelas pada hari Kamis, 5 Desember 2019, dengan departemen lingkungan New South Wales menyatakan bahwa kebakaran hutan dan debu telah menyebabkan “beberapa polusi udara tertinggi yang pernah terlihat” di Australia.
Wilayah itu “telah mengalami periode-periode lain dari kualitas udara yang buruk yang berlangsung beberapa minggu, termasuk kebakaran hutan Sydney pada 1994 dan kebakaran hutan Black Christmas pada Desember 2001-Januari 2002,” kata seorang juru bicara kepada AFP.
“Kejadian ini, bagaimanapun, adalah yang terpanjang dan paling luas dalam catatan kami.”
Dinas Pemadam Kebakaran Wilayah New South Wales mengatakan lebih dari belasan kebakaran terjadi di dekat Sydney pada hari Kamis, 5 Desember 2019, termasuk tiga yang membawa peringatan darurat.
Selama tiga minggu ini, kota Sydney mendapatkan peringatan kualitas udara hampir setiap hari.
Kebakaran hutan biasa terjadi di Australia, tetapi para ilmuwan mengatakan musim tahun ini telah datang lebih awal dan dengan intensitas yang lebih besar karena kekeringan berkepanjangan yang dipicu oleh perubahan iklim.
Pejabat kesehatan New South Wales mengatakan jumlah pasien dengan penyakit asma dan pernafasan di rumah sakit meningkat 24 persen dalam seminggu ini hingga 1 Desember 2019.
Pada hari Kamis, 5 Desember 2019, indeks kualitas udara Sydney mencatat polusi partikel halus — cukup kecil untuk menembus jauh di dalam paru-paru — di lebih dari 160 bagian per juta, jauh di atas tingkat yang dianggap aman.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Bantah Sumbang Emisi Karbon Global Lebih Besar Akibat Kebakaran Hutan, Indonesia: “Lihatlah Amazon, Bukan Kita” - CakapCakap