CakapCakap – Cakap People! Korea Utara menembakkan empat rudal balistik jarak pendek ke laut barat pada Sabtu, 5 November 2022. Demikian disampaikan militer Korea Selatan. Itu terjadi saat Seoul dan Washington mengakhiri latihan militer bersama tingkat tinggi yang berlangsung selama enam hari.
Reuters melaporkan, Korea Utara telah meluncurkan serangkaian misil pekan ini, termasuk kemungkinan gagalnya misil balistik antarbenua, menuai kecaman dari Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang, dan meningkatkan spekulasi bahwa negara itu bisa bersiap untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Peluncuran hari Sabtu yang dilakukan antara pukul 11.31 dan 11.59 itu dilakukan saat Amerika Serikat dan Korea Selatan menyelesaikan latihan ” Vigilant Storm” yang mereka mulai pada Senin.
Rudal itu terbang sekitar 130 km (80 mil), mencapai ketinggian sekitar 20 km (10 mil), kata Seoul.
Latihan sekutu itu melibatkan sekitar 240 pesawat militer dan dua pembom strategis B-1B AS, serta empat pesawat tempur F-16 dan empat F-35A, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Ini adalah pertama kalinya B-1B dikerahkan dalam latihan AS-Korea Selatan sejak 2017, menunjukkan “kemampuan pertahanan gabungan dan tekad Republik Korea dan AS untuk secara tegas menanggapi setiap provokasi dari Korea Utara, dan kemauan AS untuk menerapkan komitmen kuat untuk pencegahan yang diperpanjang,” kata kepala staf gabungan dalam sebuah pernyataan.
Pyongyang pada hari Jumat menuntut Amerika Serikat dan Korea Selatan menghentikan latihan udara “provokatif”. Korea Selatan mengatakan pihaknya mengerahkan pesawat tempur sebagai tanggapan atas 180 penerbangan militer Korea Utara di dekat perbatasan bersama negara itu pada hari Jumat.
Pada hari Rabu, 2 November 2022, Korea Utara menembakkan rekor harian 23 rudal, dengan satu pendaratan di lepas pantai Korea Selatan untuk pertama kalinya, setelah Pyongyang mengancam akan mengambil tindakan tegas kecuali Washington menghentikan latihan udara sekutu dengan Korea Selatan.
Ketika pertukaran balas dendam itu berlanjut sepanjang pekan ini, Washington menyerukan pertemuan publik Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat, di mana ia menuduh Rusia dan China memberikan “blanket protection” ke Korea Utara dari tindakan Dewan Keamanan lebih lanjut.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara mengeluarkan pernyataan pada Jumat malam yang memperingatkan bahwa “provokasi berkelanjutan pasti akan diikuti oleh tindakan balasan yang berkelanjutan,” kata media pemerintah KCNA.
Dalam beberapa tahun terakhir Dewan Keamanan PBB telah terpecah tentang bagaimana menangani Korea Utara. Pada bulan Mei, China dan Rusia memveto upaya AS untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi PBB sebagai tanggapan atas peluncuran rudal Korea Utara.