CakapCakap – Cakap People! Korea Utara dilaprokan memberlakukan kebijakan belajar di rumah untuk siswa sekolah dasar sebagai upaya untuk menghindari pertemuan kelas di tengah upaya program anti-virus corona nasional. Demikian menurut laporan media pemerintah.
Melansir laporan kantor berita Yonhap, Jumat, 27 November 2020, Uriminzokkiri, salah satu situs propaganda Korut, mengatakan bahwa para guru sekolah dasar di Pyongyang mengunjungi rumah siswanya setiap tiga hari untuk melakukan pembelajaran saat liburan sekolah berlanjut.
“Dengan adanya liburan untuk anak-anak, jadwal baru seperti itu telah dimulai,” kata situs web tersebut.
“Selama masih ada anak-anak, ini berlaku untuk distrik, lingkungan, dan unit di mana pun.”
Korea Utara telah memperpanjang liburan musim dingin untuk siswa di tengah pandemi virus corona global. Laporan tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara telah memperpanjang liburan musim panas lagi dengan menunda dimulainya semester musim gugur.
Korea Utara juga tampaknya menyediakan pendidikan online melalui TV dan komputer sebagai bagian dari upaya meminimalkan kontak antara orang dengan orang.
Kantor Berita Pusat Korea melaporkan bahwa materi pendidikan akan tersedia melalui TV dan komputer untuk siswa sekolah dasar, menengah dan atas di Pyongyang.
Hingga saat ini, Korea Utara mengklaim bebas dari virus corona tetapi telah mengambil berbagai upaya pencegahan di tengah kekhawatiran bahwa itu bisa lepas kendali begitu virus mengalir ke tanahnya.
COVID-19 Global
Virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 61 juta orang di seluruh dunia, menurut data yang dihimpun oleh Worldometers saat artikel ini naik. Virus ini juga telah merenggut nyawa lebih dari 1,4 juta orang sejauh ini, sedangkan lebih dari 42,3 juta pasien dinyatakan pulih.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus infeksi dan kematian akibat COVID-19 tertinggi di dunia, mengalahkan negara mana pun saat ini, dengan telah melaporkan lebih dari 13,2 juta kasus infeksi, sementara itu angka kematian mendekati 270.000 orang.
India menempati peringkat kedua setelah Amerika Serikat dengan mencatat lebih dari 9,3 juta infeksi, termasuk lebih dari 135.000 kematian akibat COVID-19.
Brasil melengkapi tiga besar negara yang terkena dampak terparah di dunia dengan telah melaporkan lebih dari 6,2 juta orang yang terkonfirmasi mengidap COVID-19, dan lebih dari 171.000 pasien COVID-19 meninggal dunia — angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah AS.