Korea Selatan Siapkan Skema Hapus Pembatasan COVID pada Awal 2022

CakapCakap – Cakap People! Korea Selatan pada Senin, 25 Oktober 2021, meluncurkan strategi tiga fase untuk kembali normal dari virus corona dengan semua pembatasan COVID-19 pada pertemuan dan jarak dihapus pada Februari 2022. Hal itu dilakukan setelah negara itu mencapai tujuan memvaksinasi 70% warganya pada akhir pekan.

Skema ini dimulai Senin depan dan akan berjalan hingga 20 Februari 2022, ketika semua pembatasan jarak akan dihapuskan kecuali untuk mandat memakai masker, kata panel kesehatan pemerintah, Reuters melaporkan.

Korea Selatan sebagian besar telah berhasil mengelola pandemi tanpa penguncian dan tingkat kematian yang terlihat di banyak bagian lain dunia, sebagian besar keberhasilan itu dilakukan melalui pengujian intensif, penelusuran, jarak dan masker.

Pada fase pertama dari rencana tersebut, semua pembatasan jam operasional di restoran, kafe, dan bisnis lainnya akan dihapuskan, meskipun klub malam masih harus tutup pada tengah malam.

Pengunjung di tempat-tempat berisiko tinggi, seperti gym dalam ruangan, sauna, dan bar karaoke harus sudah divaksinasi sepenuhnya, sementara pertemuan pribadi di ibu kota, Seoul, dan daerah sekitarnya dapat mencakup hingga 10 orang terlepas dari status vaksinasi.

Saat ini, pertemuan hingga delapan orang diperbolehkan jika satu kelompok mencakup empat orang yang sudah divaksinasi lengkap.

Pihak berwenang akan fokus pada rawat inap mingguan dan tingkat kematian daripada pada kasus harian COVID-19 baru dan orang-orang dengan gejala ringan akan diizinkan untuk merawat diri mereka sendiri di rumah.

Gelombang infeksi terbaru Korea Selatan telah membawa infeksi serius yang jauh lebih sedikit daripada wabah sebelumnya, dengan banyak orang yang lebih tua dan lebih rentan sekarang sudah divaksinasi.

Korea Selatan melaporkan 1.190 kasus baru untuk hari Minggu, 24 Oktober 2021. Rumah sakit merawat sekitar 322 kasus kritis.

Korea Selatan adalah salah satu negara pertama yang mencatat kasus virus corona baru setelah muncul di China pada akhir 2019. Sejak itu telah melaporkan total 353.089 infeksi, dengan 2.773 kematian.