CakapCakap – Cakap People! Politisi dan aktivis Korea Selatan mengkritik apa yang mereka sebut “perampasan budaya” oleh China, setelah seorang wanita yang tampak mengenakan pakaian tradisional Korea muncul di antara mereka yang mewakili berbagai kelompok etnis China selama upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Jumat, 4 Februari 2022.
Warga Korea Selatan telah menyatakan kemarahannya di masa lalu yang kini kembali muncul atas klaim China baru-baru ini soal beberapa aspek budaya Korea seperti kimchi, side dish Korea yang dibuat dari kubis yang difermentasi, atau pakaian tradisional Korea yang disebut hanbok, berasal dari China, Reuters melaporkan.
“Kami sangat menyesalkan bahwa hanbok muncul di antara kostum minoritas China pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing,” tulis anggota parlemen partai yang berkuasa Lee So-young di halaman Facebook-nya pada hari Sabtu, 5 Februari 2022, merujuk pada seorang wanita yang mengenakan pakaian atasan putih dan merah muda di antara orang-orang yang melewati bendera China selama upacara pembukaan Olimpiade tersebut.
“Ini bukan pertama kalinya China memperkenalkan budaya Korea seolah-olah itu miliknya sendiri… Jika sentimen anti-China masyarakat Korea semakin kuat dengan membiarkan isu ini apa adanya, akan menjadi kendala besar saat melakukan diplomasi dengan China di masa depan,” kata Lee.
Lee Jae-myung, kandidat Partai Demokrat Korea yang berkuasa untuk pemilihan presiden negara itu yang akan digelar pada bulan Maret 2022 mendatang, menulis di halaman Facebook-nya pada Jumat malam: “Jangan mengingini budaya (kami). Lawan perampasan budaya.”
Oposisi utama People Power Party (PPP) menyebut penampilan kostum itu sebagai tindakan “kasar” dalam mengambil budaya negara berdaulat, yang menutupi slogan Olimpiade “bersama untuk masa depan bersama”.
“Kami tidak bisa terus marah, tetapi membuat dunia lebih sadar akan kebenaran bahwa hanbok adalah pakaian tradisional Korea,” Profesor Seo Kyoung-duk, dari Sungshin Women’s University dan seorang aktivis yang mempromosikan budaya Korea Selatan, menulis di akun Instagram-nya.
Meskipun pemerintah Korea Selatan belum memberikan pernyataan resmi, Menteri Kebudayaan Hwang Hee mengatakan kepada media Korea Selatan pada hari Sabtu, 5 Februari 2022, bahwa menyebut orang sebagai minoritas berarti belum menjadi negara berdaulat, yang dapat menyebabkan “kesalahpahaman” dalam hubungan bilateral, menurut laporan Yonhap.