CakapCakap – Cakap People, perjuangan AS masih dalam melawan pandemi Covid-19 semakin berat setela dihadang pada musibah baru, yaitu Badai Laura. Selama berjam-jam badai ini menghantam Gulf Coast hingga ke barat daya Louisiana yang berada di dekat perbatasan Texas, pada Kamis pagi waktu setempat (27/8/2020).
Hantaman badai disertai angin kencang, hujan lebat, bahkan air laut naik. Akibatnya, wilayah tersebut porak-poranda. Polisi setempat menyatakan sulit untuk memeriksa apakah para korban masih selamat.
“Ada beberapa orang yang masih di kota dan orang-orang menelepon, tetapi tidak ada cara untuk menghubungi mereka,” kata Tony Guillory, presiden Juri Polisi Paroki Calcasieu, Kamis pagi melalui telepon.
Dilansir CNBC Indonesia dari CNBC International, Guillory mengungkapkan ketakutannya jika upaya penyelamatan sulit dilakukan karena jalan terblokir puing-puing. Banjir juga memutus kabel listrik dan membuat keadaan ini menjadi sangat berbahaya.
Menurut laporan, sekitar 470.000 rumah hingga tempat bisnis tak dialiri listrik di kedua negara bagian yang dilalui Badai Laura. Hanya petir yang menyambar menjadi penerang wilayah tersebut.
“Kami mengenal siapa pun yang tinggal sedekat itu dengan pantai, kami harus berdoa bagi mereka, karena melihat gelombang badai, kecil kemungkinannya untuk selamat,” kata Letnan Gubernur Louisiana Billy Nungesser kepada ABC’s Good Morning America.
Badai Laura sudah menewaskan puluhan orang di pulau Hispaniola, 20 orang di Haiti dan tiga orang di Republik Dominika. Karena dahsyatnya serangan, Laura mencetak rekor baru sebagai badai yang berhasil menyentuk wilayah daratan terjauh. Gelombang badai ini bisa menembus hingga 40 mil ke daratan dari garis pantai langsung.
Gelombang Badai Laura mencapai 15-20 kaki di Port Arthur, Texas, dan dataran Louisiana termasuk Lake Charles. Badai Laura menjadi badai Kategori 2 sekitar 6 jam setelah mendarat, dengan kecepatan angin 100 mph (160 kph). Pusatnya bergerak ke utara, sekitar 30 kilometer utara Fort Polk, Louisiana. Angin yang merusak mencapai luar sejauh 175 mil 280 kilometer.
Cakap People, sebelum badai menerjang, sebanyak 580.000 penduduk pesisir sudah diperintahkan untuk mengungsi. Namun, mereka diminta tinggal di hotel atau tidur di dalam mobil. Pemerintah terpaksa memberikan solusi tersebut karena tidak membuka tempat penampungan massal demi menghindari penyebaran wabah Covid-19.