CakapCakap – Cakap People! Komite Tinggi Kepresidenan untuk Urusan Gereja-gereja di Palestina (HCC) menggambarkan serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza sebagai genosida. Dikatakan pula, serangan Israel itu telah memperburuk penderitaan rakyat Palestina di Gaza selama bulan suci Ramadan.
“Serangan Israel merupakan noda kolektif pada hati nurani manusia. Gaza merupakan bukti terkikisnya nilai-nilai fundamental kemanusiaan,” demikian keterangan HCC, seperti dikutip media Palestina WAFA pada Senin, 11 Maret 2024.
Komite Tinggi Kepresidenan untuk Urusan Gereja-gereja di Palestina atau HCC dibentuk atas keputusan Presiden Negara Palestina Mahmoud Abbas pada 2012. Menurut angka terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 31.045 orang dan menyebabkan 72.654 lainnya luka-luka sejak 7 Oktober 2023. Lebih dari 8 ribu orang lainnya telah dinyatakan hilang, dengan kemungkinan telah tewas terkubur di bawah puing bangunan.
Sementara, lebih dari satu pertiga populasi Gaza kini telah menjadi pengungsi internal, dengan sekitar 1,5 juta orang berlindung di Rafah yang terus diserang pasukan Israel.
“Menjelang Ramadan, rakyat Palestina di Gaza yang terkepung terus mengalami bencana besar, yang ditandai dengan pembunuhan tanpa pandang bulu, pengungsian paksa, kelaparan, dan kurangnya kebutuhan dasar, seperti makanan, air, dan obat-obatan,” demikian pernyataan HCC.
Selain memblokade seluruh Gaza, Israel juga menetapkan blokade ketat yang menyulitkan bantuan kemanusiaan masuk. Negara-negara belakangan ini harus mengirimkan bantuan lewat jalur udara yaitu dengan menjatuhkan parasut.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas akibat kelaparan di Gaza terus meningkat hingga mencapai puluhan orang. UNICEF melaporkan setidaknya 18 anak telah meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Gaza Utara.
“Di bulan suci ini, Komite menyerukan kepada semua orang untuk segera meringankan penderitaan dan ketidakadilan yang menimpa rakyat Palestina di Gaza dan seluruh wilayah Palestina yang diduduki,” kata komite tersebut.
HCC juga memperingatkan agar Israel tidak melakukan agresi untuk mengontrol dan membatasi akses warga Palestina ke kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur selama Ramadan. Sebab tindakan tersebut merupakan kejahatan berdasarkan hukum internasional dan pelanggaran terhadap kebebasan beribadah.
WAFA pada Minggu, 10 Maret 2024, mewartakan polisi Israel menghalang-halangi ratusan warga Palestina memasuki Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur yang ingin melakukan salat Tarawih pertama di bulan suci Ramadan. Kota Tua, terletak di Yerusalem Timur yang diduduki Israel, merupakan rumah bagi tempat suci dari tiga agama berbeda yakni Tembok Ratapan yang menjadi tempat berdoa dan ziarah suci bagi umat Yahudi, Kubah Shakhrah di tengah kompleks Masjid Al Aqsa, dan Gereja Makam Suci yang dibangun pada abad keempat.
Berdasarkan keterangan saksi mata, polisi hanya memperbolehkan perempuan dan laki-laki berusia di atas 40 tahun masuk Masjid al Aqsa. WAFA mengabarkan polisi memukuli banyak orang yang mencoba masuk. Sebuah video yang beredar di media sosial X menunjukkan petugas Polisi Perbatasan Israel menyerang jemaah dengan tongkat di pintu masuk Haram al-Sharif, yang dikenal oleh umat Yahudi sebagai Bukit Bait Suci.
WAFA | TIMES OF ISRAEL | TEMPO