CakapCakap – Cakap People, berpisah dari pasangan yang sangat kita cintai bukanlah hal yang mudah. Hal serupa dialami oleh seorang pria Jepang bernama Yasuo Takamatsu. Ia kehilangan istrinya, Yuko saat tsunami menerjang tempat keduanya tinggal, yakni di Onagawa, prefektur Miyagi 10 tahun lalu.
Kendati sudah berlalu puluhan tahun, namun pria yang berusia 64 tahun itu masih terus mencari jasad sang istri. Sebab hingga kini jasad istrinya belum berhasil ditemukan. Pasca 2 tahun tsunami memisahkan keduanya, Takamatsu memperoleh sertifikat sebagai penyelam profesional.
Mengarungi Lautan yang Dalam
Setelah mendapatkan sertifikat tersebut, tiap pekan selama 7 tahun ia menyelami lautan dengan harapan menemukan jasad istrinya.
“Aku menyelam, seolah aku akan bertemu dengannya di suatu tempat. Aku selalu berpikir bahwa dia mungkin ada di suatu tempat di dekatku,” ucap Takamatsu dikutip via Kompas.
Tak hanya melakukan pencarian secara mandiri, Takamatsu juga turut bergabung dalam pencarian gabungan yang dilakukan oleh pihak otoritas Onagawa satu kali tiap bulan. Pencarian gabungan tersebut bertujuan guna menemukan jasad dari 2.500 korban tsunami dari wilayah tersebut.
Sejauh ini, Takamatsu sudah menemukan pakaian, album foto, hingga benda-benda lain dari hasilnya menyelam. Tapi sayang, barang-barang tersebut bukan kepunyaan sang istri. Ia pun berniat untuk terus menyelam, mengobok-obok lautan demi menemukan istri yang ia cintai selama tubuhnya masih mampu melakukannya.
“Dalam pesan singkat terakhir yang dia kirim kepadaku, dia bertanya ‘Apa kamu baik-baik saja? Aku ingin pulang ke rumah’. Aku yakin, hingga kini, dia masih ingin pulang ke rumah,” terang Takamatsu.
Peringatan 10 Tahun Tragedi Tsunami
Dilansir Kompas dari Japan Times, masyarakat Jepang telah memperingati 10 tahun tragedi tsunami yang menerjang di negara itu pada 11 Maret 2021. Tsunami tersebut menghantam pesisir timur laut Jepang. Mulai dari prefektur Iwate, Fukushima, serta Miyagi.
Sedikitnya 15.000 orang tewas dalam insiden memilukan tersebut. Guna memberikan peringatan pada korban, masyarakat berkunjung ke monumen peringatan serta meletakkan karangan bunga di tempat tersebut. Acara itu berlangsung setiap tahun.
Sejumlah warga Jepang juga berdiri di bibir pantai sembari menangkupkan kedua tangannya. Mereka memanjatkan doa, rasa syukur, dan menumpahkan air mata bagi korban yang meninggal dunia akibat bencana yang terjadi.
Di kota Ishinomaki yang merupakan prefektur Miyagi, terdapat lebih dari 3.000 orang tewas akibat gempa tersebut. Upacara peringatan pun digelar sejak jam 14:40 waktu setempat Cakap People.