in ,

Kisah Pilu Arianti Idap Hidrosefalus Selama 16 Tahun

Kisah sedih melingkupi kehidupan Arianti. Remaja berumur 16 tahun ini mengidap penyakit hidrosefalus sejak lahir. Cerita sedih kehidupan Arianti tak berhenti hanya disitu saja. Kehidupan yang ia jalani sehari-hari pun tak kalah menyedihkannya. Terlebih, remaja ini bahkan tidak mendapatkan pengobatan yang layak karena terhalang masalah biaya.

Arianti merupakan anak dari pasangan buruh kapal, Herman Pasaurang dan istrinya Desi Yakub yang bekerja sebagai pemulung. Kehidupan kedua orang tua Arianti yang serba kekurangannya menjadikan ia dan 2 saudara lainnya tinggal bersama sang nenek. Agustin (70), nenek dari Arianti tinggal di sebuah gubuk semi permanent di jalan Abdullah Daeng Sirua Lorong 11, Kecamatan Panakukkang, Makassar.

Bukan baru-baru ini saja Arianti tinggal bersama dengan Agustin. Remaja ini sudah dibesarkan oleh sang nenek sejak ia baru lahir. Ketika itu kondisi Arianti sudah memprihatinkan dengan bagian kepala yang membesar. Dalam keadaan yang sakit-sakitan inilah, Arianti dirawat oleh sang nenek yang sudah mulai renta seorang diri.

Agustin mengungkap ia sudah pernah membawa Arianti ke rumah sakit untuk berobat. Namun keterbatasan biaya akhirnya membuat sang nenek kembali membawa pulang Arianti dan merawatnya sendiri di rumah.

“Kondisinya sudah dari kecil cacat Pak. Kepalanya besar juga. Sempat dirawat di RS namun tak ada biaya, di bawa ke rumah untuk dirawat,” kata Agustin seperti disadur dari detikcom, Selasa (6/2/2018).

Setelah itu, Arianti sudah dirawat sepenuhnya oleh Agustin. Meskipun dengan keadaan yang serba kekurangan. Jangankan untuk berobat, keluarga tersebut sendiri mengaku sering kesulitan untuk makan dan bertahan hidup. Mereka sepenuhnya bergantung pada bantuan yang diberikan oleh tetangga serta dokter dari puskesmas untuk pengobatan Arianti.

“Saya sekarang pasrah saja. Saya dibantu dokter puskesmas juga, ada tetangga juga sering bantu,” jelasnya.

Rumah semi permanen yang mereka tinggal pun sebenarnya sangat tidak layak huni. Tak ada barang berharga apapun di kediaman mereka tersebut. Bahkan Agustin masih menggunakan kayu bakar untuk memasak sehari-sehari. Agustin mengungkap hanya berharap ada keajaiban kesembuhan untuk sang cucu.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Histori Hari Ini (30 Maret)

Ini Tujuan 80 Guru Agama Islam Matangkan Metode K13 di Makassar