Jerman adalah negara yang istimewa dalam panggung sejarah dunia. Nama-nama besar di semua bidang, mulai dari musik hingga fisika, banyak didominasi oleh orang Jerman asli atau sekedar pendatang yang hijrah dari negara tetangga seperti Austria dan Polandia. Keistimewaan lain Jerman juga terletak pada fakta bahwa negara ini merupakan tempat kelahiran Protestanisme, yang populer digadang dengan nama Kristen Protestan yang diinisiasi oleh Martin Luther, seorang mantan pendeta Katolik. Lupakan soal Adolf Hitler dan pasukan Nazi-nya barang sejenak. Jerman memang layak disebut sebagai salah satu titik mula peradaban modern, terutama yang ada kaitannya dengan kebangkitan sains dan teknologi modern.
Tapi, di luar itu semua, secara kultural masyarakat Jerman benar-benar hidup, Sobat Millennials Cakapcakap. Tidak berbeda jauh dengan yang terjadi di Indonesia, Sob. Fenomena dan festival keagamaan di Jerman juga turut melahirkan satu jenis kue yang unik, yang banyak beredar di kala perayaan Natal. Dan, kue itu diberi nama Stollen – aslinya adalah Striezel. Saking identiknya Stollen dengan Natal, ada juga yang menyebut kue ini Christstollen atau juga Der Weihnachtsstollen.
Kalau kue nagasari di masyarakat Jawa identik sebagai kue untuk perayaan orang meninggal – bentuknya mirip manusia yang dikafani – maka nilai yang kurang lebih sama berlaku untuk Stollen. Meski tidak banyak orang Jerman yang menyadari, Stollen sebenarnya merupakan perlambang bayi Yesus yang baru dilahirkan dan dibungkus kain putih. Sebagaimana perlambang, tidak ada yang mengklarifikasi kebenaran simbolisme yang semacam ini. Tapi, yang jelas, keberadaan Stollen memang benar-benar mirip sosok bayi yang baru lahir dan dibungkus.
Secara umum Stollen merupakan kue yang dibuat dengan mencampur adonan roti dengan ragi. Rasanya manis dan di bagian dalamnya bisa kamu temukan aneka buah kering, kacang-kacangan, marzipan dan juga taburan gula di bagian luarnya.
Stollen sangat identik dengan rasa manis. Meski begitu, kue ini tidak membosankan karena rasa manis banyak didominasi oleh taburan buah kering di bagian tengahnya. Bahan-bahan lain yang terlibat dalam pembuatan Stollen cukup banyak tapi dapat dengan mudah ditemukan. Di antaranya adalah gula, ekstrak vanilla, garam, jeruk dan telur.
Mula-mulanya semua bahan selain buah kering dicampur untuk membentuk adonan. Cara membuatnya juga manual, dengan meremas-remas sehingga terbentuk adonan. Setelah itu, biarkan adonan selama 40 menit. Kemudian cairkan butter dengan panas ala kadarnya dan campurkan pada adonan yang sudah kamu buat. Pastikan tercampur dengan baik, lalu diamkan selama 30 menit. Proses selanjutnya adalah mencampurkan irisan buah kering dan kulit buah untuk kemudian didiamkan 30 menit. Setelah itu bagi adonan menjadi dua bagian dan guling-gulingkan adonan tersebut sehingga memanjang.
Proses berikutnya adalah memanggang di dalam oven. Tapi, sebelumnya kamu oles terlebih dahulu adonan tadi dengan teh dan biarkan selama 20 menit. Memanggangnya pun harus hati-hati. Ingat, pasang temperaturnya pada 200-210 derajat Celcius dan panggang selama 60-80 menit. Kemudian kamu oleskan sisa cairan butter pada roti yang baru saja matang (saat masih panas). Dan, taburkan gula halus di permukaan yang sudah diolesi butter. Nah, Stollen kamu sudah siap dimakan, deh. [ED/RM]
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Tebus Dosa Leluhur, Keluarga di Jerman Ini Donasikan Rp156 Miliar – CakapCakap