Jika sedang melintasi Jalan Poros Camba-Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, biasanya dapat di pinggir jalan akan ditemukan kera Macaca Maura. Banyak warga yang melintas di jalan tersebut memutuskan untuk turun dan memberi makan kera-keras tersebut.
Perlu Kalian ketahui bahwa kera Macaca Maura adalah jenis satwa yang terancam punah dengan ciri-ciri kera ini tak mempunyai ekor serta dianggap lebih cerdas dibandingkan dengan monyet pada umumnya. Hal ini disebabkan karena otak kera tersebut memang lebih kompleks dibandingkan monyet jenis lainnya.
Dibalik kera Macaca Maura yang semakin terancam punah ternyata kera tersebut juga memiliki legenda yang hingga kini masih dikisahkan oleh warga meskipun terdapat banyak versi. Tetapi cerita legenda tersebut juga memiliki pesan moral dan mitos yang sering diyakini oleh masyarakat setempat.
Dalam sebuah kisah legenda terdapat sebuah kerajaan kera di Kampung Abbo, Leang-leang, kecamatan Bantimurung. Pemimpin kerajaan tersebut adalah Raja Toakala atau I Marakondang yang digambarkan dalam sosok kerang yang tinggi besar, pintar, dan berbulu putih.
Pada kampung Abbo tersebut terdapat beberapa reruntuhan batu yang dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan tersebut. Terdapat pula batu panjang berbentuk ranjang dan konon merupakan tempat tidur sang raja tersebut.
Dalam kisah legenda tersebut sang raja Toakala memang senang berburu hingga suatu hari ia berangkat ke hutan untuk berburu rusa. Tetapi di tengah perjalanan ia melihat seorang wanita sangat cantik yang sedang mandi di telaga Kassi Kebo.
Wanita cantik tersebut merupakan seorang putri yang berasal dari Kerajaan Pattiro bernama I Bissu Daeng. Saat melihat wanita tersebut Toala langsung mabuk kepayang karena kulit wanita itu putih serta rambutnya sangat panjang hingga tujuh tiang jemuran jika terurai. Setelah pulang berburu Toakala memerintahkan utusannya untuk meminang wanita tersebut di kerajaan Pattiro.
Tetapi pinangan tersebut justru berubah menjadi kemurkaan karena Toakala justru mendapat ejekan serta penolakan dari pihak Pattiro karena dianggap tak pantas memperistri Bissu Daeng. Toakala tak tinggal diam lalu ia menculik Bissu Daeng ke kerajaannya. Tetapi Bissu Daeng berhasil diselamatkan ular sanca besar lalu membawanya kembali ke Pattiro.
Toakala kembali murka dan akan menyerang Pattiro. Tetapi mendengar ancaman tersebut Pattiro berusaha merundingkan hal tersebut dengan Toakala dan memberikan kesempatan padanya untuk melamar Bissu Daeng ke Kerajaan Pattiro sambil membawa seluruh rakyatnya. Toakala luluh tetapi setibanya di Pattiro ia dan rakyatnya di jebak dan dibakar hingga tewas.
Karena Toakala memiliki kesaktian ia selama beserta seorang kera betina hitam yang sedang hamil. Kera betina itulah yang akhirnya melahirkan kera Macaca Maura. Tetapi Bissu Daeng menyesal dan mengutuk keturunannya yang berwajah cantik kelak tidak berumur panjang.