CakapCakap – Cakap People! Walikota Kanada Dan Carter memiliki kisah hidup yang inspiratif. Sebelum menjadi walikota, Carter adalah seorang pecandu narkoba yang hidup di jalanan. Namun kini ia memimpin sebuah kota di Kanada dan memanfaatkan masa-masa tergelapnya untuk mengatasi krisis perumahan serta krisis kecanduan.
“Saya benar-benar yakin dalam lubuk hati saya bahwa setiap orang layak diselamatkan,” kata Walikota Oshawa di Ontario ini, seperti dikutip dari AFP. Ia mengakui bahwa di masa lalu, ia sendiri mengonsumsi kokain dan alkohol dalam jumlah besar.
“Itulah mengapa penting bagi saya di mana kita berada saat ini dan kompleksitas perumahan atau tunawisma, dan kecanduan,” ujarnya.
Carter, 64, pada tahun 2018 terpilih sebagai walikota di kota berpenduduk 189.000 penduduk dekat Toronto ini. Saat terpilih, kota ini menghadapi masalah tingginya overdosis opioid dan tuna wisma.
Saat ini, kata Walikota Carter, Kanada mengalami “krisis kesehatan paling serius.” Ia menyerukan keadaan darurat nasional untuk fokus pada perumahan yang terjangkau dan memerangi kecanduan.
Di Oshawa saja, jumlah tunawisma melonjak dari 45 orang sebelum pandemi Covid-19 menjadi lebih dari 300 orang saat ini. Naiknya angka gelandangan juga terjadi di seluruh Kanada.
“Itu mahal (dan) sangat sulit menemukan tempat yang bisa disewa di sekitar sini,” kata Chris Harris, seorang pria tunawisma yang pasangannya meninggal karena overdosis.
Carter mendirikan pusat penerimaan regional pertama di Oshawa yang menawarkan makanan dan akomodasi sementara, tetapi juga perawatan medis dan psikologis. Ia membuat program untuk meningkatkan kolaborasi antara petugas pertolongan pertama dan pekerja sosial, dan program lain yang bertujuan mengumpulkan jarum suntik bekas di taman dan ruang publik.
Tahun lalu, layanan darurat Oshawa menanggapi lebih dari 500 panggilan overdosis. Semua pencapaian tersebut terinspirasi oleh pengalamannya sendiri.
“Saat saya berusia 31 tahun, saya mengalami kehancuran secara mental, emosional, fisik, finansial, dan spiritual,” kata politisi tersebut. “Kecanduan membawa saya ke setiap tempat gelap yang mungkin Anda bayangkan.”
Lahir di New Brunswick di Kanada bagian timur, Carter mengalami masa kecil yang sulit karena ibu dan saudara laki-lakinya meninggal. Ia juga menderita disleksia serta mengalami pelecehan seksual.
Saat remaja, dia menghabiskan beberapa hari di penjara karena memalsukan cek, sebuah episode yang masih menghantuinya beberapa dekade kemudian.
“Saya harus melakukan perjalanan ke Amerika secara teratur dan saya harus mendapatkan izin setiap saat karena saya memiliki catatan kriminal,” katanya.
Carter mengubah hidupnya di awal usia 30-an berkat saudara perempuannya. “Dia berkata, ‘Anda punya dua pilihan, sadar atau mati hari ini,” katanya mengenang.
Setelah menjalani perawatan detoksifikasi, pria yang biasa dipanggil Dan ini kembali bangkit dan secara kebetulan mendapatkan pekerjaan di televisi meskipun tidak memiliki pendidikan formal. Ia tidak memiliki gelar jurnalisme, dan tidak memiliki keterampilan atau kemampuan.
Disleksia yang dideritanya terus menghantuinya, namun kemajuannya dalam membaca dan keingintahuan alaminya terhadap orang lain memungkinkannya mengejar karir di bidang media selama lebih dari 20 tahun.