CakapCakap – Cakap People! Harbin, sebuah kota yang terletak di timur laut China, dengan jumlah penduduk 10 juta orang tersebut itu kini menjadi cluster virus corona terbesar di negara itu.
Ketika sejumlah tempat mulai mendapat kelonggaran pembatasan atau karantina wilayah, kini tempat makan di kota itu ditutup pada Sabtu, 2 Mei 2020, sebagai upaya untuk menghambat penyebaran penyakit, Kantor Berita Reuters melaporkan, Sabtu, 2 Mei 2020.
Harbin adalah ibukota dan kota terbesar Provinsi Heilongjiang. Mengutip notifikasi darurat epidemi virus corona, stasiun televisi CCTV melaporkan pada Sabtu, 2 Mei 2020, pemerintah kota Harbin melarang layanan makan di tempat di seluruh restoran kota itu.
Notifikasi itu mengatakan, seluruh layanan katering yang beroperasi di Harbin seperti restoran sate, daging bakar atau shabu-shabu dilarang membuka layanan makan di tempat hingga pemberitahuan selanjutnya. Sementara pada Sabtu ini China Daratan hanya melaporkan satu kasus baru.
Masyarakat juga kembali mengunjungi destinasi pariwisata untuk merayakan hari libur 5 Mei. Provinsi Heilongjiang masih menerapkan berbagai pembatasan untuk mencegah pembentukan pusat wabah baru.
Kantor berita Reuters mencatat setengah 140 penularan domestik di China Daratan dilaporkan berasal dari Heilongjiang.
Kini, Provinsi Heilongjiang yang berbatasan dengan Rusia ini menjadi garda depan penanggulangan peningkatan epidemi virus corona. Sebagian besar kasus infeksi baru di wilayah itu terjadi pada warga yang datang dari Rusia.
Provinsi tersebut sudah melarang warga asing dan kendaraan yang terdaftar di wilayah lain masuk. Pemerintah daerah juga sudah memerintahkan orang-orang yang datang dari luar China atau pusat epidemi untuk melakukan isolasi mandiri.
Di balik wabah virus corona itu itu, wakil sekretaris Komite Partai Provinsi Wang Wentao mengatakan pada pertemuan hari Jumat, 1 Mei: “kami sangat merasa bersalah”, menurut media setempat.
“Kami memiliki pemahaman yang tidak memadai tentang pencegahan dan pengendalian epidemi,” kata Wang, menambahkan bahwa kegagalan untuk melakukan tes virus corona pada waktu yang tepat berkontribusi pada kelompok.