Akhir-akhir ini Kampung Batman mencuri perhatian masyarakat Indonesia bahkan sampai mendunia. Karena sebuah perkampungan yang berada di desa Jene Taesa, Maros, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki puluhan ribu ekor kelelawar yang hidup secara rukun dengan warga di desa tersebut. Meskipun begitu bagi warga kampung tersebut, keberadaan kelelawar yang jumlahnya sangat banyak ternyata membawa berkah tersendiri bagi kehidupan warga.
Di balik jumlah kelelawar yang sangat banyak hingga puluhan ribu ekor tersebut menyimpan cerita mistis yang mungkin belum banyak diketahui. Awal mula cerita mistis tersebut adalah seorang warga di kampung batman bernama Kamaruddin Daeng Pawata memperoleh wangsit melalui mimpi.
Kamaruddin mendapat pesan dari 3 raja besar di Sulawesi Selatan yaitu Raja Gowa, Bone, dan Simbang. Dimana dalam pesan tersebut memerintahkan Kamaruddin untuk memelihara 3 ekor kelelawar yang nantinya akan menjaga kampung tersebut. Selain itu dalam wangsitnya tersebut ketiga raja berpesan nantinya masyarakat akan hidup lebih sejahtera serta kampung tersebut akan ramai dikunjungi orang-orang dari luar karena adanya kelelawar.
Setelah memperoleh wangsit berupa mimpi, Kamaruddin bertemu dengan seorang penjual kelelawar yang berasal dari daerah Takalar. Dari penjual tersebut ia membeli 3 ekor kelelawar dengan harga 30 ribu rupiah. Lalu kelelawar tersebut dirawat hingga setiap bulannya bertambah banyak lalu dipindahkan ke atas pohon. Selama 40 tahun berlalu hingga saat ini jumlah kelelawar tersebut mencapai puluhan ribu ekor.
Ternyata benar dan terbukti wangsit yang diperoleh Kamaruddin karena kini kelelawar tersebut membuat desa ini semakin terkenal bahkan hingga mancanegara. Sudah beberapa peneliti yang berasal dari Amerika dan Jepang datang ke kampung ini untuk melakukan penelitian terhadap kelelawar di kampung ini yang ternyata jenisnya hanya bisa ditemukan di Amerika Latin.
Selain itu dengan adanya kelelawar ini jumlah produksi pertanian masyarakat setempat kian meningkat karena hama penyerang tanaman padi takut dengan kelelawar tersebut. Hal inilah yang membuat warga kampung ini berupaya terus melestarikan kelelawar yang ternyata juga tidak memakan buah-buahan miliki warga sekitar.
Mitos lain juga berkembang di masyarakat kampung tersebut bahwa mereka yang membunuh atau menangkap kekelawar tersebut akan mendapatkan malapetaka. Hal tersebut pernah dibuktikan dari sebuah kejadian orang luar kampung tersebut yang menembak kekelawar untuk dijadikan obat asma. Tetapi tak lama kemudian orang tersebut justru meninggal dunia karena muntah darah.
Kejadian tersebut mungkin saja karena kebetulan tetapi masyarakat mempercayai bahwa hal tersebut terjadi karena adanya gangguan bahaya. Selain itu menurut kepercayaan warga, apabila orang luar terkena kotoran kelelawar nantinya akan memperoleh jodoh orang dari kampung tersebut.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Finally! Robert Pattinson Resmi Jadi “Batman” yang Baru - CakapCakap