Norbertus Yunendra
CakapCakap – Bali dikenal sebagai pulau yang sangat unik, punya banyak kekayaan adat, tradisi, budaya, dan kearifan lokal yang sangat erat untuk dipelihara dan dilestarikan. Walaupun berada ditengah perkembangan zaman, Bali mampu mempertahankan semuanya itu. Hal ini yang menjadi latar belakang kunjungan dari Fujian Province of China dan Pingtan Delegations ke Pulau Dewata, sejak 15 Juli 2019 kemarin.
Dalam kunjungannya, banyak dibahas poin kerjasama antara kedua daerah, terkhusus di bidang pariwisata. Gubernur Bali mengapresiasi banyak kerjasama yang akan dibangun, dan tetap mengizikan Bali untuk berpegang teguh pada kearifan lokal yang sudah mendarah daging di masyarakat Bali.
Ketua rombongan, Mr Chieng Sang Kuan, menyampaikan bahwa tujuan kunjungan ini adalah belajar tentang konsep dan praktik yang dilakukan Bali dalam manajemen operasi bisnis pariwisata, serta perencanaan dan konstruksi perkotaan di Pulau Dewata ini. Hasil studi banding ini yang rencananya akan dijadikan sebagia perbandingan pembangunan pulau Pingtan, salah satu pulau yang dikenal sebagai kawasan pusat pariwisata Internasional, seperti Bali.
Pulau Pingtan adalah pulau terbesar kelima di Tiongkok, dan terletak di bagian timur laut Provinsi Fujian. Di kawasan ini, terdapat sekitar 126 pulau kecil, dan 702 batu karang yang membuat pulau ini disebut sebagai pulau ribuan terumbu karang (coral). Di pulau yang memiliki luas daratan sekitar 39,92 kilometer persegi ini, tinggal penduduk sekitar 440.000 jiwa.
Pemerintah pusat Tiongkok sudah merencanakan pengembangan Pulau Pingtan sejak tahun 2011, ketika menyetujui “Rencana Pengembangan Keseluruhan Area Eksperimental Pingtan”. Setelah itu, ada banyak kesepahaman yang membuat pengembangan Pingtan semakin cepat. Hingga kali ini belajar dari Bali, Pingtan sedang dirancang untuk menjadi destinasi wisata dunia yang memiliki kekhasan seperti Bali. Pengelolaan perkotaan atau hunian masyarakatnya pun juga dievaluasi untuk menciptakan kawasan yang ramah dengan wisatawan.
