CakapCakap – Kendaraan listrik tengah berkembang saat ini, termasuk di Indonesia. Seiring dengan itu, semakin banyak pula yang mencoba menghadirkan inovasi terbaru mobil listrik. Tidak terkecuali dunia pendidikan, juga ikut mengembangkan mobil listrik buatan dalam negeri di Tanah Air. Terbaru, ada Ev-Green, yang merupakan mobil listrik ciptaan para siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU Maarif di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Lalu, seperti apa penampilan mobil listrik ini?
Ev-Green sebagai mobil listrik berbasis teknologi ramah lingkungan dikembangkan oleh para siswa SMK jurusan teknik kendaraan ringan otomotif (TKRO) di bawah bimbingan guru mereka. “Nama mobil ini Ev-Green. Yaitu electrical vehicle atau kendaraan listrik. Adapun kata ‘green’ mengacu dari warna dinding sekolah kami yang berwarna hijau,” ungkap guru sekaligus penanggung jawab jurusan TKRO, Masrukin, dilansir oleh laman Detik.com. Mereka membuat mobil listrik untuk mengaplikasikan ilmu pelajaran di sekolah, sekaligus sebagai bentuk kolaborasi satu sama lain dalam pembelajaran siswa.
“Kami mengembangkan mobil listrik ini berdasarkan dari pengembangan pembelajaran yang disebut dengan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Sekolah ini mendapat amanat dari Direktorat Kementerian Pendidikan, yakni sekolah pembelajaran dengan model STEM. Di sana ada kolaborasi beberapa pelajaran yang di dalamnya harus mewujudkan satu produk. Kami memutuskan untuk membuat karya dari siswa, sekaligus proses belajar siswa berupa mobil listrik,” jelas Masrukin.
Menariknya, kapasitas mesin Ev-Green mencapai 15-30 KW dengan sumber tenaga dinamo listrik. Dari hasil uji coba, mobil listrik ini mampu melaju dengan kecepatan 50-60 km per jam, namun bisa ditingkatkan lagi hingga 100 km per jam. Untuk mengontrol kecepatan dan perubahannya, mobil ini pun telah dilengkapi dengan pengontrol (controller). Ke depannya, mereka akan mengembangkan fitur charging agar daya baterainya tahan lama dan awet. Sejauh ini, dalam uji coba bisa bertahan hingga puluhan kilometer. Selanjutnya, akan dicoba dengan daya 75 volt untuk 100 km per jam.
Menariknya, biaya pembuatan Ev-Green sendiri tidak terlalu besar. “Biaya perakitan non-unit, kita bisa habiskan Rp 60 juta. Belum termasuk baterai. Tergantung baterai. Kalau baterai lithium bisa Rp 100 juta, kalau baterai A lite hanya puluhan juta. Kalau solar cell hanya untuk memenuhi sebagian proses charging, namun 100 persen tidak, karena kapasitas dari solar cell sendiri,” tutup Masrukin. Wah, keren ya, Cakap People!