in ,

Kepala Ilmuwan WHO: Masih Banyak Varian COVID-19 akan Muncul

Sejauh ini dunia sudah mencatatkan 406 juta kasus COVID-19. Korban meninggal akibat pandemi sudah melampaui 5,7 juta jiwa.

CakapCakap – Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan memperingatkan, dunia belum berada di titik akhir pandemi COVID-19. Dia menyebut, ada lebih banyak varian COVID-19 yang masih akan bermunculan.

“Kami telah melihat virus berevolusi, bermutasi. Jadi kami tahu akan ada lebih banyak varian, lebih banyak varian yang menjadi perhatian. Jadi kita tidak berada di akhir pandemi,” kata Swaminatha kepada awak media saat mengunjungi fasilitas manufaktur vaksin COVID-19 di Afrika Selatan, Jumat, 11 Februari 2022.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berbicara dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, 20 Desember 2021. [Foto: REUTERS/Denis Balibouse/File Photo]

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus turut berpartisipasi dalam kunjungan tersebut. Baru-baru ini WHO mendesak negara-negara kaya menyediakan dana sebesar 23 miliar dolar AS. Dana tersebut bakal digunakan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menangani pandemi COVID-19.

Dana yang disumbangkan negara-negara kaya nantinya akan dimanfaatkan untuk mendanai program Accelerator Access to COVID-19 Tools (ACT). ACT adalah sebuah inisiatif global yang dibentuk untuk mengembangkan dan mendistribusikan tes, perawatan, serta vaksin secara adil.

WHO menjelaskan, mendukung peluncuran alat untuk memerangi COVID-19 secara global akan membantu mengekang penularan virus, memutus siklus varian, meringankan pekerja dan sistem kesehatan yang terbebani, serta menyelamatkan nyawa. “Dengan penundaan setiap bulan, ekonomi global akan kehilangan hampir empat kali lipat investasi yang dibutuhkan ACT-Accelerator,” kata WHO dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 9 Februari 2022, dikutip laman Al Jazeera.

Menurut WHO, saat ini ketimpangan dalam hal akses peralatan medis dan vaksin COVID-19 masih “luas”.

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di pintu masuk gedung WHO, di Jenewa, Swiss, 20 Desember 2021. [Foto: REUTERS/Denis Balibouse]

WHO mencatat, hanya 10 persen masyarakat di negara-negara berpenghasilan rendah atau miskin yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. Sementara di negara-negara kaya, cakupan vaksinasi sudah mencapai 68 persen.

Kemudian dalam hal pengujian, dari 4,7 miliar tes COVID-19 yang dilakukan secara global, hanya 22 juta dilaksanakan di negara-negara berpenghasilan rendah. Jumlah itu sama dengan 0,4 persen dari total pengujian global.

“Ketidakadilan besar-besaran ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga merugikan ekonomi dan berisiko munculkan varian baru yang lebih berbahaya yang dapat merampas efektivitas peralatan saat ini,” kata WHO.

Sejauh ini dunia sudah mencatatkan 406 juta kasus COVID-19. Korban meninggal akibat pandemi sudah melampaui 5,7 juta jiwa.

LIHAT ARTIKEL ASLI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Para Ilmuwan di Inggris Pecahkan Rekor Energi Fusi Nuklir

Mahkamah Konstitusi Jerman Tolak Blokir Mandat Vaksin