Tak banyak anak muda saat ini yang tertarik dengan kesenian tradisional yang mulai ditinggalkan. Tapi tampaknya berbeda dengan Tajriani Thalib, alumni Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar 2017 ini malah senang menggeluti kesenian tradisional terutama bermain kecapi Mandar. Memang saat ini pemain kecapi ini sulit ditemukan karena memang tidak ada yang tertarik mempelajarinya dan yang bisa pun belum tentu mau menurunkan ilmunya ke generasi berikutnya. Tajriani mencoba untuk menyelamatkan kecapi Mandar agar tetap lestari.
Awalnya ia mencoba mempelajari Kecapi Mandar sebagai salah satu keahlian untuk bisa terpilih dalam program pertukaran pemuda antar negara yang mengharuskan peserta memiliki keahlian di bidang seni budaya Mandar. Dari situlah dia mulai belajar bermain kecapi Mandar ini. Meski akhirnya ia tak lolos dalam pertukaran pemuda itu, justru ia malah jatuh cinta dengan seni kecapi mandar dan terus menggelutinya.
Ternyata jalan yang lebih indah telah disiapkan untuknya. Karena kecintaannya terhadap kecapi mandar dan mencoba menggeluti seni budaya mandar, banyak penghargaan yang dia dapatkan karena jarang sekali ada anak muda yang terjun menggeluti dunia seni tradisi ini.
Ia mendapatkan kesempatan untuk menampilkan kesenian tradisional Kecapi Mandar pada acara Makassar International Writers Festival, lalu sempat terbang ke Thailand sebagai duta pariwisata Sulbar, hingga mendapatkan penghargaan dari Gubernur Sulbar sebagai Pemuda Pelopor Bidang Pemerhati Seni dan Kebudayaan Sulawesi Barat tahun 2017 lalu.
Dalam waktu 5 tahun ke depan , Tajriani masih punya mimpi untuk terus melakukan penelitian tentnag psikologi dan kebudayaan dan mempresentasikannya di konfrensi nasional dan internasional sambil sesekali mementaskan kepiawaiannya bermain Kecapi Mandar.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!