Ngerti nggak, gaes, kenapa orang Yahudi pintar? Ternyata, salah satu alasannya adalah ajaran kalau mereka harus mengurangi konsumsi garam. Praktik ini senantiasa diajarkan oleh para Rabbi Israel sejak jaman dulu kala, jauh hari sebelum ada kajian ilmiah seputar dampak garam terhadap kesehatan tubuh manusia. Baru belakangan ini ada hasil kajian yang mengkonfirmasi bahwa mengurangi konsumsi garam sangat baik untuk kemampuan kognitif dan fungsi otak kita. Temuan ini sekaligus mengkonfirmasi kalau kebiasaan berpuasa dan mengurangi makanan yang memiliki ‘rasa’ sangat baik untuk kesehatan kita.
Kebanyakan dari kita mempercayai kalau garam berdampak langsung terhadap kesehatan organ dalam, terutama jantung dan ginjal. Hasil riset yang dipublikasikan di Nature Neuroscience ini mengatakan kalau konsumsi garam punya efek lain yang lebih vital dan fatal. Apalagi kalau bukan fungsi kerja otak dan kecerdasan.
Riset yang dilakukan terhadap tikus ini mendapati bahwa hewan pengerat yang diberi makanan dengan kadar garam tinggi memperlihatkan pertanda penurunan kecerdasan dan cenderung cacat mental atau lambat berpikir. Kenapa begitu? Ini tak lain karena otak tikus menjadi kekurangan darah dalam jumlah signifikan.
Sebagaimana dilansir ABC Australia, tikus-tikus tersebut bahkan berhenti merespon rangsangan yang diberikan karena saking tulalitnya hewan itu. Hal ini diyakini ada hubungannya dengan peningkatan sirkulasi interleukin-17, sebuah senyawa inflammatory yang bisa mengubah sinyal kimia dalam pembuluh darah otak.
For your information, bro and sis, hanya dalam waktu 3 (tiga) bulan, semua tikus yang diberi garam makan dosis tinggi menjadi pikun. Kesemuanya menjadi tampak penasaran dan mencari sesuatu yang baru. Aktif bergerak tapi tanpa tujuan. “Lama-kelamaan, tikus tersebut hilang kemampuannya dalam mengidentifikasi obyek normal,” kata Dr. Constantion Iadecola, salah satu anggota tim peneliti.
Akankah ini terjadi juga pada manusia?
Yang pasti, praktik pengurangan konsumsi garam yang dilakukan oleh bangsa Yahudi telah kita lihat dampaknya dalam peta sejarah. Dan, tak ada salahnya mengurangi garam. Toh, itu baik untuk kesehatan.****