CakapCakap – Cakap People! Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) meningkat drastis di Indonesia. Penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini telah menyebabkan banyak rumah sakit dilaporkan penuh sampai ratusan nyawa terenggut karenanya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyoroti bahwa kasus DBD tahun 2024 melonjak cukup pesat hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Pada pekan ke-14 tahun 2024 atau April ini saja, jumlah kasusnya telah mencapai 60.296 dengan angka kematian sebanyak 455 jiwa. Kasus demam berdarah terbanyak terjadi di Bandung, Kendari, Bandung Barat, Bogor, dan Subang.
Mengapa Kasus DBD Meningkat Akhir-akhir Ini?
Dikutip dari CNN Indonesia, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan, membludaknya kasus DBD di Indonesia dipicu oleh banyak faktor. Dua di antaranya, faktor cuaca akibat musim pancaroba yang menyebabkan potensi sarang nyamuk bertambah serta kurangnya kesadaran masyarakat soal pemberantasan sarang nyamuk.
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Nyamuk ini identik dengan musim hujan di daerah tropis atau subtropis di dunia. Ketika nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue dari seseorang menggigit orang lain, virus akan memasuki aliran darah orang itu hingga gejala DBD muncul.
Gejala penyakit DBD mirip dengan gejala flu, seperti demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri di belakang mata. Namun, jika tidak ditangani dengan cepat, DBD dapat menjadi lebih parah hingga menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan berbagai pencegahan yang dapat menghentikan perkembangbiakan nyamuk di sekitar lingkungan kita lewat gerakan 3M Plus.
Cara Mencegah DBD dengan Gerakan 3M Plus
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, berikut ini adalah cara melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lewat gerakan 3M Plus.
1. Menguras
Banyaknya genangan air pada musim hujan menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi nyamuk. Cek kebersihan di rumah maupun lingkungan sekitar agar jangan sampai ada barang-barang yang berpotensi menimbulkan tampungan air bersih, seperti ember, bagian bawah dispenser, botol bekas, pot, atau kaleng bekas. Bila menemukan sebaiknya segera dikuras, dikeringkan, atau ditutup bahkan bila perlu didaur ulang.
Tak kalah penting, kuras tempat-tempat penampungan air secara berkala, seperti bak mandi, kendi, toren air, drum , dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus disikat untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat di sana.
2. Menutup
Menutup rapat tempat penyimpanan air, seperti bak mandi dan tong air. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
3. Mendaur Ulang
Kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang bernilai ekonomis, seperti botol bekas, kaleng, dan pot bunga, agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
Selain 3 M di atas, ada juga poin Plus sebagai upaya pencegahan tambahan, antara lain:
– Menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk, seperti serai wangi, catnip, dan lavender.
– Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air.
– Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
– Menggunakan obat anti nyamuk dalam bentuk losion, spray, dan lainnya.
– Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah.
– Gotong-royong membersihkan lingkungan secara bersama-sama.
– Menaruh pakaian kotor ke dalam wadah terutup.
– Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras.
– Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.