CakapCakap – Cakap People! Provinsi Bali kehabisan oksigen medis untuk pasien COVID-19 ketika infeksi melonjak. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Bali, ketika Indonesia, negara terbesar di Asia Tenggara ini berjuang dengan epidemi COVID-19 terburuk di kawasan tersebut.
Bali, yang terkenal dengan wisata pantai dan pura, bersama dengan pulau Jawa dan 15 Kabupaten/Kota lainnya diluar Jawa dan Bali berada di bawah status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, yang akan berakhir pada Minggu, 25 Juli 2021. Pemerintah sedang mempertimbangkan apakah akan dilakukan perpanjangan kembali atau tidak, melansir laporan Reuters.
“Kami mengalami kekurangan oksigen sejak 14 Juli dan semakin hari semakin kritis karena lonjakan kasus baru,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bali, Ketut Suarjaya, seperti dikutip oleh kantor berita Antara, Jumat, 23 Juli 2021.
“Ada krisis oksigen [medis, red] di Bali.”
Indonesia, negara terpadat keempat di dunia, telah memiliki lebih dari 3 juta infeksi virus corona dan 80.598 kematian menurut data resmi. Penyebaran virus corona yang didorong oleh varian Delta, belum menunjukkan tanda-tanda melambat.
Organisasi penelitian Our World in Data mengatakan bahwa Indonesia memiliki tingkat kematian tiga kali lebih tinggi dari rata-rata global.
Penerapan PPKM Darurat yang saat ini masih berlangsung, juga menjadi perdebatan, di mana para ahli kesehatan mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk melakukan pelonggaran status tersebut selama lonjakan infeksi, sedangkan kelompok pengusaha telah memperingatkan soal PHK massal kecuali jika PPKM Darurat tersebut dilonggarkan.
Suarjaya mengatakan pasien COVID-19 di Bali membutuhkan 113,3 ton oksigen pada hari Kamis, 22 Juli 2021, sementara rumah sakit hanya memiliki 40,5 ton.
Kekurangan oksigen juga terlihat di pulau Jawa. Pemerintah mulai mengimpor pasokan oksigen dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan China.