in ,

Karyawan Malaysia Paling Tidak Puas Dengan Gaji Mereka di Asia

Sebanyak 46 persen dari 900 karyawan Malaysia mengungkapkan bahwa mereka “tidak puas” atau “sangat tidak puas” dengan gaji mereka — persentase tertinggi di Asia.

CakapCakapCakap People! Jika kamu melihat slip gaji setiap bulan yang tidak membuat kamu bahagia, maka kamu tidak sendirian dalam hal ini. Bahkan, di Malaysia, karyawan di sana adalah yang paling tidak bahagia di Asia dalam hal gaji mereka.

Menurut sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh perusahaan rekrutmen Hays Asia, sebanyak 46 persen dari 900 karyawan Malaysia mengungkapkan bahwa mereka “tidak puas” atau “sangat tidak puas” dengan gaji mereka — persentase tertinggi di Asia. 

Ilustrasi suasana kerja. [Foto: Unsplash]

Survei dilakukan dari Agustus hingga Oktober 2019 dan memiliki total 6.000 responden di seluruh Asia termasuk China, Hong Kong, Jepang dan Singapura.

“Ini kemungkinan merupakan faktor penghambat dalam ekspektasi gaji yang tinggi dari karyawan yang berbeda dari perusahaan, menciptakan potensi ekspektasi gaji yang tidak cocok pada tahun 2020,” kata Hays Asia, dilansir World of Buzz. 

Sementara itu, sebanyak 20 persen pengusaha Malaysia yang disurvei mengatakan bahwa mereka tidak ingin gaji karyawan mereka berubah sama sekali.

Berdasarkan penelitian tersebut, Malaysia memiliki jumlah karyawan tertinggi dari Asia yang meminta kenaikan gaji, dengan 24 persen pada tahun 2019. Sebagian besar dari mereka mengharapkan kenaikan gaji antara 3 persen dan 6 persen, sementara beberapa diperkirakan akan menerima lebih dari 10 persen kenaikan.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika orang Malaysia adalah persentase tertinggi dari responden (52 persen) yang secara aktif mencari pekerjaan baru karena mereka tidak puas dengan gaji mereka. Karyawan juga mencari peran baru terutama karena mereka tidak puas dengan gaji mereka (62 persen), mencari tantangan baru (48 persen) dan kurangnya pengembangan karir (45 persen). Selama empat tahun terakhir, ini sudah menjadi alasan utama mengapa karyawan ingin meninggalkan perusahaan.

Namun demikian, penelitian ini mengatakan bahwa karyawan tetap loyal kepada perusahaan karena alasan “keseimbangan kerja-kehidupan” (41 persen). Hanya 38 persen karyawan Malaysia yang mengutip “paket gaji atau tunjangan”, “lokasi kerja” (37 persen) dan “gaya manajemen dan budaya perusahaan” (36 persen). Deretan alasan tersebutlah yang membuat mereka tetap bertahan di perusahaan.

Ilustrasi suasana kantor. [Foto: Unsplash]

Temuan mengejutkan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa orang Malaysia lebih menghargai “peluang pelatihan dan pengembangan” daripada rekan mereka di Asia. Hays Asia mengatakan bahwa berdasarkan temuan ini, pengusaha harus memikirkan cara lain untuk mempertahankan karyawan selain membayar mereka dengan gaji yang lebih tinggi.

Beberapa saran ini termasuk insentif seperti keseimbangan kehidupan kerja, pengembangan keterampilan karyawan dan meminimalkan kesulitan lokasi kerja. Untuk karyawan yang secara aktif mencari pekerjaan, Hays Asia mengatakan bahwa mereka melihat peningkatan. Umumnya, pengusaha mencari soft skill seperti penyelesaian masalah, kerja tim, dan komunikasi verbal. Hard skill seperti manajemen proyek, analisis statistik dan data mining, dan keterampilan komputer juga penting.

Nah, Cakap People! Mungkin ini bisa membantu kamu saat berikutnya mengajukan kenaikan gaji kepada atasan atau bahkan ‘bonus’ tambahan!

2 Comments

Leave a Reply

2 Pings & Trackbacks

  1. Pingback:

  2. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Manfaat Daun Brotowali, Salah Satunya adalah Untuk Menurunkan Demam!

Usulan Fatwa Orang Kaya Nikahi Orang Miskin, Ini Klarifikasi Menko Muhadjir Effendy