Kamu Seorang Bos? Jangan Pernah Mengatakan Ini pada Bawahan Kamu

Peribahasa ‘mulutmu harimaumu’ berlaku pada semua orang, termasuk bos besar sebuah perusahaan sekalipun. Berada di posisi paling puncak di rantai makanan perusahaan tidak meniscayakan seseorang untuk mengeluarkan kata-kata tanpa dipertimbangkan masak-masak. Hal ini karena di mata para karyawan, kata-kata sang bos akan diterjemahkan secara literal. Maka dari itu, akan lebih baik jika seorang bos menghindari kata-kata berikut seraya berusaha keras menemukan cara yang lebih baik dalam mengkomunikasikan maksud dan tujuannya.

Apa saja kata-kata itu? Mari disimak.

Mungkin

Mudah sekali mengucapkan kata ini. Jarang yang menyadari kalau ujung dari kata ini adalah masalah besar. Seorang pimpinan yang cerdas tahu dan sadar kalau mereka harus menjelaskan segala sesuatu secara spesifik dan memberi jawaban yang benar-benar riil; dan tidak bertindak gegabah dan sesuka hati dengan menggunakan kata ‘mungkin’.

Sekarang

Seorang bos yang cerdas dan bijak tidak akan menggunakan embel-embel ‘sekarang’ saat meminta karyawannya untuk melakukan suatu tugas. Lho, kok, tidak boleh? Toh, dia yang menggaji karyawan. Tidak bisa begitu, gaes. Bagaimanapun juga gaji adalah urusan lain. Ketika penugasan diberikan, maka yang terlibat berikutnya adalah manajemen perusahaan. Nah, hanya manajemen yang baik sajalah yang menyadari kalau semua orang harus mempersiapkan segala yang dibutuhkan sebelum penugasan dijalani.

Menuntut

Mungkin kamu bakalan mengernyitkan dahi. Kenapa seorang bos tidak diperkenankan untuk sering menuntut? FYI, gaes, terlalu banyak menuntut bukanlah kebiasaan cerdas. Kepemimpinan merupakan wujud pemberian contoh yang baik, bukan memerintah bak diktator. Nah, kalau kamu suka menuntut orang untuk memenuhi keinginan kamu, itu pertanda kalau kamu punya masalah serius dengan kepemimpinan.

Bisa jadi

Kalau kata ini sudah terlontar dari mulut seseorang, maka bisa dipastikan kalau yang bersangkutan tidak mengerti apa yang terjadi sekarang dan implikasi dari kejadian tersebut di kemudian hari. Frasa ‘bisa jadi’ hanya akan membuat orang lain bingung. Kalau kamu seorang bos, bisa dipastikan anak buahmu kebingungan. Jika bos saja bingung, maka bawahan akan lebih bingung lagi.

Tidak praktis

Kata semacam ini bernada menghakimi, bro. Kalau kamu berkata seperti ini pada bawahan kamu, itu tandanya kamu sedang menghujatnya tanpa kamu sadari. Ini jelas salah, bro. Yang harusnya kamu tunjukkan adalah memberi tahu cara pengerjaan yang bakalan memberi hasil memuaskan; bukan sekedar menghakimi seperti anak kecil.

Cepat, ya

Hanya karena tenggat waktu proyek semakin dekat, tanpa sadar kamu memberi embel-embel kata ‘cepat, ya’ pada anak buahmu setelah memberi perintah penyelesaian pekerjaan. Kalau sudah begini, wibawa kamu pasti jatuh di mata anak buah. Bagaimanapun juga, cerdas lebih baik dari cepat. So, jangan biasakan meminta anak buah bekerja dengan cepat. Mintalah mereka untuk kerja dengan benar. Toh, kalau cara kerja mereka benar, hasil yang benar pasti akan cepat diraih, kan.

Menolak

Anak buahmu pasti sudah bekerja keras agar menghasilkan karya untuk kamu apresiasi. Akan lebih bijak jika kamu tidak memprotes dan menolak hasil karya mereka; mengatakan kalau hasil kerja mereka salah atau tidak pas. Sebagai gantinya, akan lebih bijak kalau kamu mengubah ide dasar hasil kerja anak buahmu sehingga bisa dilibatkan dalam pekerjaan. Tidak ada yang sia-sia, bahkan hasil kerja yang ‘salah’ pun tidak pernah sia-sia.

Kita batalkan

Nah, jangan pernah menggunakan frasa ‘kita batalkan’ di kantor, ya. Sebagai bos akan lebih keren kalau kamu menggunakan ‘kita tunda’ atau ‘kita alihkan’. Atau, kalau memungkinkan, jelaskan pada anak buahmu mengapa proyek harus dijalankan berbeda dari kesepakatan dan harus ditunda terlebih dahulu.

So, watch your words from now, gaes!****