CakapCakap – Cakap People! Virus corona (COVID-19) telah menjangkiti lebih dari 2,7 juta orang di seluruh dunia dan merenggut nyawa lebih dari 190 ribu jiwa hingga saat ini. Pandemi ini telah memberikan dampak buruk di hampir seluruh sektor kehidupan manusia sejak virus ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada akhir 2019.
Penyakit COVID-19 ini telah mencapai ke 210 negara dan wilayah dan Amerika Serikat saat ini tercatat sebagai yang terparah, dengan 879.430 orang terinfeksi dan 49.769 meninggal akibat virus ini hingga Jumat pagi, 24 April 2020.
Namun, adalah hal yang tidak benar jika menyalahkan China terus menerus untuk virus corona jenis baru ini, kata seorang pejabat China baru-baru ini. Seperti diketahui, selama beberapa minggu terakhir, Presiden AS, Donald Trump, berulang kali menampar dan menuduh negara itu telah salah menangani krisis dan menutupi angka virus corona yang sebenarnya. Trump juga telah menarik dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan menggambarkan bahwa lembaga kesehatan dunia itu sangat “China-Centris”.
Geng Shuang, juru bicara kementerian luar negeri China, mengatakan bahwa sekarang adalah saatnya bagi negara-negara untuk bekerja sama daripada saling menyalahkan.
Dalam jumpa pers dengan media, Geng menjelaskan, seperti dilaporkan South China Morning Post, Senin, 20 April 2020:
“Komunitas internasional dapat mengatasi virus hanya jika tetap bersatu dan bekerja sama untuk melakukan upaya bersama. Menyerang dan mendiskreditkan negara lain hanya membuang-buang waktu dan tidak bisa menyelamatkan nyawa yang hilang. “
Geng juga menunjukkan bahwa China, seperti negara lain, juga “menjadi korban” COVID-19. “Kami bukan pelakunya, atau kaki tangan virus,” tambahnya.
Perlu dicatat bahwa Trump tidak sendirian saat berpendapat bahwa China harus bertanggung jawab atas virus corona tersebut.
Jaksa Agung Missouri (negara bagian AS) dari Partai Republik, Eric Schmitt, juga telah mengajukan gugatan kasus terhadap China, dengan menyatakan:
“Pemerintah China berbohong kepada dunia tentang bahaya dan sifat menular dari COVID-19, membungkam pelapor [whistleblower, red], dan tidak berbuat banyak untuk menghentikan penyebaran penyakit ini.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, bersikeras menginginkan pada transparansi China tentang masalah seputar coronavirus, Reuters melaporkan.
Kembali pada bulan Maret 2020, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri China lainnya, Zhao Lijian, mengunggah sebuah tweet di Twitter dengan mengatakan: “Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan,” seperti dikutip dari VICE.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Ekuador Laporkan 11 Ribu Kasus Baru COVID-19, Total Kasus Dua Kali Lebih Tinggi dari yang Sudah Dikonfirmasi! - CakapCakap