in ,

Jerusalem Post Cabut Artikel yang Klaim Bahwa Jasad Bayi Palestina Adalah Boneka

Perang antara Israel dan Gaza terus meningkat.

CakapCakapCakap People! Media Israel The Jerusalem Post menghapus sebuah artikel pada Sabtu yang menuduh artikel Al Jazeera menggunakan boneka sebagai jasad bayi Palestina.

Setelah artikel tersebut pertama kali diterbitkan, netizen yang marah mengecam Jerusalam Post karena gambar dalam artikel Al Jazeera tersebut memang memperlihatkan jasad bayi manusia yang sudah mengalami rigor mortis atau kekakuan mayat.

Bayi yang diidentifikasi sebagai Muhammad Hani Al-Zahar tewas akibat serangan Israel. Video yang beredar luas di media sosial menampilkan seorang lelaki lanjut usia yang menggendong jasad bayi yang terbungkus kain kafan dan berbicara dalam bahasa Arab.

Jerusalem Post Cabut Artikel yang Klaim Bahwa Jasad Bayi Palestina Adalah Boneka
Foto yang diunggah Al Jazeera menunjukkan kakek Attia Abu Amra yang memperlihatkan jasad cucunya, Muhammad Hani Al-Zahar, yang diklaim media Israel sebagai boneka. Foto: Instagram

Beberapa video online berisi teks “hani Abu rezeq”. Hani Aburezeq adalah jurnalis Palestina yang merekam video viral itu. Aburezeq awalnya mengunggah video tersebut di Instagram, di mana ia mengatakan bahwa bayi tersebut telah syahid di pelukan ibunya setelah rumah mereka di kawasan Al-Maghraga dibom.

Halaman Instagram @translating_gaza menambahkan teks bahasa Inggris ke video Aburezeq. Pria dalam video viral tersebut adalah kakek dari bayi tersebut.

“Putri saya sedang menyusui putranya, dan tidak ada yang salah dengan dia. Tiba-tiba kami dibombardir dengan artileri dan tank. Kami membawa bayi itu, melarikan diri, dan dalam perjalanan, kami menemukan bayi itu tidak bernyawa. Kami membawanya dan bergegas ke rumah sakit Al-Awda. Dari rumah sakit Al-Awda, mereka memberi tahu kami bahwa anak laki-laki ini telah meninggal; kami disuruh membawa dia ke Rumah Sakit Al-Aqsa. Lalu kami membawanya ke Rumah Sakit Al-Aqsa.”

Beberapa jurnalis Palestina mengabadikan adegan menyedihkan dari jasad bayi ini di luar Rumah Sakit Al-Aqsa.

Jurnalis Ali Jadallah mengambil beberapa gambar untuk kantor berita Anadolu, yang ia posting di akun Instagram-nya.

Jadallah mengidentifikasi bayi tersebut sebagai Muhammad Hani Al-Zahar, yang dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa oleh ibunya, Asmahan Attia Al-Zahar, dan kakek Attia Abu Amra setelah serangan udara Israel di Deir Al-Balah.

Jerusalem Post mengeluarkan pernyataan setelah pencabutan tersebut dan menyalahkan masalah tersebut pada “sumber yang salah.”

“Artikel yang dipermasalahkan tidak memenuhi standar editorial kami dan karenanya dihapus. Kami menangani masalah ini dengan serius dan akan menanganinya secara internal untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali,” lanjut pernyataan tersebut.

“Kami menyesali kejadian ini dan tetap berkomitmen untuk menegakkan standar jurnalisme tertinggi setiap saat.”

Artikel aslinya, yang masih dapat dilihat di arsip internet, mengklaim bahwa Al Jazeera “telah menerbitkan rekaman X tentang seorang pria emosional yang sedang menggendong ‘bayi’ dengan wajah buram dan terbungkus kain putih.”

Postingan tersebut memuat rincian tentang dugaan kematian bayi berusia satu setengah bulan di Gaza: “[Dia] menjadi martir di tangan ibunya, setelah pengeboman Israel menargetkan rumah keluarga di daerah Al-Mughraqa.”

Jerusalem Post menegaskan, rekaman itu hanya menunjukkan boneka anak-anak. Outlet tersebut menunjukkan keyakinan penuh terhadap analisisnya, dan bersikeras bahwa rekaman tersebut telah “direkayasa”.

“Tidak jelas apakah Al Jazeera telah mengedit sendiri rekaman tersebut dalam upaya untuk sengaja menyesatkan publik atau apakah mereka membagikan rekaman tersebut tanpa meneliti latar belakangnya dengan benar. Namun, meskipun banyak orang yang menghubungi situs tersebut mengenai rekaman palsu tersebut, postingan X tetap dipublikasikan,” artikel tersebut menyatakan.

Dalam bagian berita yang diberi label “Bias Al Jazeera,” Jerusalem Post menyebut saingannya “pro-Hamas” dan mengatakan bahwa mereka “telah dikritik habis-habisan sejak serangan teror Hamas pada 7 Oktober.”

Perang antara Israel dan Gaza terus meningkat. Pada Jumat, negosiasi mengenai gencatan senjata baru gagal, dan pejuang Hamas meluncurkan roket ke Israel. Sementara itu, serangan udara Israel menghantam sebagian Jalur Gaza, menyebabkan sedikitnya 200 orang tewas pada Jumat, kata pejabat setempat.

Sejak 7 Oktober, setidaknya 15.200 warga Palestina, termasuk lebih dari 6.000 anak-anak, telah terbunuh akibat pengeboman Israel di Gaza.

THE DAILY BEAST | AL JAZEERA | TEMPO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ingin Liburan ke Luar Negeri? Ini Daftar Kota Termahal dan Termurah di Dunia yang Perlu Diketahui

3 Tips Memilih Ban Motor yang Aman Saat Musim Hujan, Apa Saja?